Mohon tunggu...
dwi apriyanto
dwi apriyanto Mohon Tunggu... Guru - Mencoba mencari pencerahan untuk melengkapi hidup

Guru Skh Pelangi Anakku

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Donat Gula Halus

18 Juli 2019   12:59 Diperbarui: 18 Juli 2019   13:13 90
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Ada apa bu Nani pagi-pagi kesini ma ?" Tanya ku lagi seraya menyalakan televisi.

"Habis cerita-cerita sama mama. Ya gusti kasihan dia" balasnya lagi, mataku tertuju pada kantung plastik putih yang berisi 4 donat gula halus.

"Kasihan bagaimana maksudnya ?" kini aku sudah memegang kantung plastik berisi donat gula halus itu.

"Dia barusan minjam uang ke mama, dan cerita mengenai keluarganya" kata ibu memulai ceritanya.

"Kamu tahu kan de, soal anak-anaknya bu Nani itu ? Yulia anak pertama mereka telah kabur dari rumah dan kabarnya telah hamil diluar pernikahan, lalu Aulia anak kedua mereka katanya kemarin ketahuan membawa seorang lelaki ke dalam rumah oleh pak Tohar, namun katanya saat ditegur pak Tohar bapaknya tidak terima dan terjadi pertengkaran antara pak Tohar dan suaminya bu Nani. Pernah juga ada yang bilang kalau anak keduanya itu telah menjadi seorang penari di sebuah klub malam" ibu berhenti bercerita dan meminum sisa air yang ada di dalam gelas.

"Budi tahu ma soal cerita anak pertamanya, tapi soal anak keduanya Budi gk tahu" aku berhenti menyantap donat ku yang kedua sebelum melanjutkan untuk berbicara kembali.

"Terus gimana lagi tadi ma ?" ujar ku kembali.

"Bu Nani tadi ingin meminjam uang untuk membayar uang sekolah Aulia dan Diah, penghasilan mereka tidak cukup karena akhir-akhir ini penghasilan mereka berkurang, semakin banyak tukang jajanan baru dan Aulia semakin banyak meminta uang untuk keperluan sekolah padahal tidak jelas digunakan untuk apa" ujarnya kembali padaku. Pagi hari minggu itu aku habiskan untuk berbicara dengan ibuku.

Tak lama beberapa bulan kemudian kebenaran kabar mengenai Aulia tersebar di sekitar tempat tinggalku, sebuah berita menayangkan sebuah penggeledahan klub malam dan mendapati Aulia sebagai penari hiburan klub malam yang masih di bawah umur, ia pun ditangkap oleh polisi yang bertugas dan keluarga ibu Nani harus menjemputnya. Setelah kabar itu tersebar Aulia meninggalkan rumah ibu Nani dan tidak terlihat kembali lagi, keluarga ibu Nani yang sepertinya tidak tahan dengan para tetangga juga memutuskan meninggalkan rumahnya. Mereka menghilang tanpa jejak dan tanpa pesan

***

Mengingat kembali cerita keluarga ibu Nani membuat ku sadar tidak mudah untuk menjadi orang tua dan mendidik anak, khususnya perempuan. Hal itulah yang membuatku terkadang takut untuk menikah selain memang hubunganku dengan wanita memang sangat jelek. Untuk itu aku lebih memilih menghiburku diri sendiri dengan hiburan di sebuah klub malam.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun