Lola pingsan di kamar kosnya. Dia kecapekan bekerja siang malam. Pak Maman penjaga kos membuka dengan kunci cadangan . Melihat dari jendela Lola tergeletak pingsan. Pemilik Kos memanggil ambulan. Lola dibawa ke RS Polri Kramat jati. Lengkap dengan APD. Masih musim pandemi.
Dua hari di Ruang ICU. Temen-teman LIPI menengok bergantian. Hanya melihat foto dari HP perawat. Lola masih belum sadar. Mereka  menelpon Siska. Namun Siska tidak bisa datang, Ko-as di pedesaan. Sang Ibu tak bisa ke Jakarta. Hanya om Harun yang datang. Adik ibunya yang di Jakarta.
"Kecapekan" kata dokter . Setelah siuman, Lola ingin pulang ke Jawa. Dirawat disana. Agar dekat dengan sang Bunda. Dan keluarganya. Seminggu setelah itu Lola dibawa ke RS Bethesda Yogya.
Sang Ibu menunggu sendirian. Dokter mendiagnosa Lola terkena tumor ganas di Rahim stadium 4. Sang Ibu menangis sesenggukan. Lola tak pernah cerita penyakitnya. Tahu-tahu sudah stadium empat. Lola sering menanyakan kabar orangtuanya. Kabar adik-adiknya. Tak pernah berkabar tentang dirinya, tentang penyakitnya yang ia idap bertahun-tahun. Masalah pribadi, Lola sangat tersembunyi.
Lola sempat di kamar rawat inap. Tiga hari. Sang Ibu menunggu, bergantian dengan Irman. Adiknya yang masih kuliah. Lola tak banyak bicara. Ia sengaja menyembunyikan penyakitnya. Â Pada siapapun termasuk keluarganya. Supaya orangtuanya tidak kepikiran. Penyakit yang menjadi alasannya tidak menikah.
Lola cerita kehidupan asmaranya pada sang Bunda. Kali ini dia mulai terbuka. Dia trauma dengan kekasihnya waktu kuliah. Yang meninggalkannya. Setelah tahu dia mengidap kanker Rahim. Penyakit yang membuatnya tidak punya keturunan. Setelah itu Lola tak mau lagi dekat laki-laki lagi.
Lola cantik. pintar dan lincah. Yang mau banyak. Tak perlu dijodohkan. Tapi Lola sudah pasarah. Masalah jodoh sudah selesai. Ia tak mau lagi bicara atau memikirkannya. Ia habiskan waktu bekerja. Membantu keluarganya. Dan Yayasan yatim piatu yang ia dirikan bersama teman-temannya.
Lola ingin menggapai cinta Ilahi. Penyakit yang ia derita karena cinta Nya. Penyakit yang menjadi sebab pertemuan dengan sang Pencipta. Dia tak memikirkan dirinya lagi. Itu tidak penting.