Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Mengetuk Pintu Surga

7 Oktober 2021   07:29 Diperbarui: 7 Oktober 2021   08:12 183
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Mengetuk Pintu Surga 

(Dudun Purbakala)

Lola, gadis yang ceria. Badanya mungil.  Semungil delima. Tapi siapa sangka dibalik keceriaannya. Menyimpan duka yang amat menyiksa Duka di hati cukup lama. Yang terpendam di antara reruntuhan jiwa. Duka yang tidak diketahui siapapun. Kecuali dirinya  Dan sang Pencipta tentunya.

Sang ibu menangis sejadi-jadinya. Di bangsal RS Bethesda. Melihat anak yang dilahirkan tak berdaya. Diam tak bernyawa. Ditutupkan mata Lola yang terbelalak. Disapu dengan lembut dan penuh cinta. Sapuan terakhir. Untuk sang buah hati yang mendahuluinya.

Lola Berpulang menyusul ayahnya. Tiga bulan lalu Ayah kena Covid 19. Duka bertumpuk di ujung senja. Sang ibu menunggu di bangsal. Sendirian. Hanya satu penunggu di masa pandemi. Tak ada yang lain. DI kamar BPJS Kelas satu.

Perawat datang memanggil dokter. Memeriksa jantung Lola. Meraba nadi. Barangkali ada detak yang tersisa. Namun semua sia sia. Lola telah tiada.  Tumor ganas stadium empat. Hanyalah sebab. Agar malaikat maut merapat.  Mengembalikan jasad kepada sang Pemilik Akherat.

***

Lola peneliti muda  LIPI. Enerjik. Lulusan S-2 Pertanian UGM. Karya penelitiannya spektakuler. Hingga  meraih award. Nasional maupun internasional. Sering bolak balik ke luar negeri. Tapi award peneliti bukan konsumsi media. Tak bakal viral seperti Youtuber yang menebar derma. Miskin pemberitaan. Kalah dengan reality show pencari bakat, idol dan sinetron yang mutar muter ceritanya. Kisah kaleng-kaleng, hoak dan pencitraan lebih banyak peminatnya. 

Lola anak pertama dari 5 bersaudara. Sejak sang ayah pensiun 5 tahun silam. Lola jadi tulang punggung keluarga. Uang pensiun guru kecil. Biaya kuliah tidak sedikit. Dua adiknya lulus sarjana. Dana penelitian membantunya.  Dari satu penelitian ke penelitian berikut. Nyaris Tak ada jeda.

Siska. Adik dibawahnya langsung. Sudah jadi Dokter. Ko-as di Puskesmas Desa. Menikah dengan teman angkatan. Dokter juga. Dia melangkahi Lola. Diijinkan. Lola tak minta apapun untuk pelangkahan. Siska senang.  Yang bikin nyesek.  Siska tak pernah mengakui selama ini dibantu kakaknya. Dia bilang ke teman-temannya . Terdengar Lola. Kuliah biaya sendiri . Siska punya kesibukan sebagai asisten Dosen. Hasilnya  ga seberapa.  Lola sabar dan ikhlas.

Novi, adik kedua. Lulus arsitektur. Bekerja di kantor kontraktor ternama di ibukota. Lola bangga padanya. Ia beda dengan Siska yang egois. Lola harap Novi jadi andalan keluarga. Namun harapannya pudar. Novi mengirim WA. Ingin menikah mendahului Lola. Kecelakaan atau MBA. Lola kaget. Lebih kaget ketimbang berita dari Siska. Ia tak menyangka.  Novi anak yang agamis, tapi mengalami hal yang tragis. Kesedihan Lola semakin dalam.  Dua adik yang dibiayainya. Belum sesuai ekspektasinya. Mungkin ekspektasinya terlalu tinggi. Lola meringis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun