Mohon tunggu...
Dudun Parwanto
Dudun Parwanto Mohon Tunggu... Penulis - Penulis, Traveler

Owner bianglala publishing, penulis, komika sosial media dan motivator/ trainer penulisan,

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

(Markesot Menggugat#3) Driver Ojek Online Sebuah Keterpaksaan

3 Juli 2018   07:17 Diperbarui: 3 Juli 2018   08:18 790
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi pribadi

 Saya dulu kuliah di jurusan yang nggak Move On, yakni sejarah. Ketika semua orang membicarakan masa depan saya membicarakan masa lalu. Jadi kalau saya mau cerita jaman dahulu, orang selalu bilang sudahlah yang sudah ya sudah jangan diingat-ingat terus.

Meski jurusan sejarah saya tidak mau bekerja sesuai dengan jurusan Kebanyakan lulusannya bekerja di tempat paling sepi di dunia setelah kuburan Yakni perpustakaan dan museum. Di perpustakaan itu kejam sekali, sudah pengunjungnya sepi dilarang ngomong lagi. Kalau museum lebih parah lagi, selain sepi suasananya dibuat gelap dan menyeramkan, akhirnya museum sekarang digunakan untuk shootng film horror.

Saya dulu pernah jadi wartawan, Saya memilih jadi wartawan, ....karena tidak ada pilihan, Sebelum bekerja saya dites leh Redaktur, Jika ada kecelakaan di jalan apa yang anda lakukan? Saya menolong korban pak....jawab saya, Wah kalau menolong korban, kamu cocoknya kerja di Badan SAR Nasional. Harusnya kamu meliput kejadian, dan wawancara di TKP kata redaktur.  "Ohya pak, saya akan wawancarai korban pak". Ngapain kamu wawancara korban , wong korbannya sudah mati, kata redaktur.

Tapi saya tetap lulus, karena nggak ada yang ngelamar

Lalu Saya  bekerja di sebuah majalah berita mingguan . Tapi tahun kedua gaji mulai telat  Lalu menjadi majalah Derita mingguan Tahun ketiga masih berdarah-darah   Akhirnya terbitnya berkala, kala-kala terbit...... kala-kala enggak.

Bekerja jadi wartawan itu banyak suka dukanya  Sukanya kalau gajian nggak telat .....dukanya kalau gajian telat Maka supaya nggak telat saya tiap bulan bawa gaji dari rumah

Selain jadi wartawan saya nyambi bikin buku, Menulis buku untuk klien itu ada suka dukanya.... Sukanya kalau sedikit direvisi Dukanya kalau sedikit-sedikit direvisi.

Makanya pertama kali ketemu klien saya ceritakan suka dukanya

Saya membuka jasa Penulisan ... Tapi ada  yang protes karena saya bukan nulis tapi ngetik di Komputer Katanya itu bukan jasa penulisan .....tapi pengetikan

Ini yang bikin saya bangkrut.... Saya menulis sehalaman dibayar 150 ribu, begitu saya ubah jadi jasa pengetikan sehalaman Cuma dibayar lima ribu.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun