Mohon tunggu...
Du Ik
Du Ik Mohon Tunggu... -

Bukan siapa siapa.Masih berproses menjadi manusia yang manusiawi.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Kasih Tak Sempat

14 Februari 2016   20:52 Diperbarui: 14 Februari 2016   21:04 45
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

Untuk lelaki introvert level expert,cinta itu bukan prioritas utama.Untuk sesekali kata itu boleh mampir,tetapi hanya untuk berakhir tragis.Terkadang hanyut dilalap hobi.Terkadang terlipat lipat oleh ratusan lembaran buku.Terkadang juga hilang disemak semak nilai ujian yang harus meninggi.Karena warnet,perpustakaan,persewaan buku,lebih terlihat seksi ketimbang ratusan senyum siswi SMA atau pun wanita sebaya. 

Hingga beberapa hari kemudian kusadari rutinitasku sudah tak lagi sama.Ketika alarm menghentikan lelapku tepat pukul 09.15 dihari senin. Kujambak dan kulihat rambutku masih norak berpelangi.Bekas cat semprot 4 hari lalu.Meski sudah habis 3 botol shampo, warna ini masih tak pudar.Mungkin saja kemarin itu bukan cat semprot biasa , atau mungkin struktur rambutku saja yang memang tidak biasa.Kriwil kriwil bak kulit domba.

Kulempar mataku keluar jendela

Sunrise ku tak lagi sama

Tak ada lagi suara emak emak yang menakutkan selimut pagiku. 

Tak ada lagi bekal makan siang


Tak ada lagi tumpukan sampah didalam tas trapesiumku 

Tak ada lagi wartawan dadakan di perpustakaan sekolah,di ruang komputer dan di ruang ujian.

Tak ada lagi senyum dengan bibir kering merekah menghantarku diujung jalan. 

Tak ada lagi sapa

"Aku pulang duluan yaa" 

di simpang Jalan Kaligarang.

Senyum itu sudah kadaluarsa.Dan 3 tahunku terasa tak berguna.Aku sudah lulus, tanpa menyadari ada hati untukku yang tak pernah tergerus.

####

"Aku cinta kamu Al..."

"Al.."

"Alissa..."

"Ping!"

"Aku memang pernah memilihmu Ndre,tapi bukan salahku jika aku tak akan pernah bisa menjadi milikmu"

"Hah?Kapan kamu pernah memilihku?Setelah lulusan seminggu, aku datang kerumahmu.Tetanggamu bilang kau pulang ke kampung Ibumu.Ketika kutanya,tak ada yang tahu kalian pindah kemana"

"Sejak dulu kau selalu begitu.Nggak peka.Hanya peduli dengan duniamu sendiri"

"Sungguh,aku nggak ngerti maksudmu....."

"hey..."

"ping!"

"ping!"

"ping!"

"Kamu ingat pernah kuberi secarik kertas saat di Lab Komputer??Saat kuminta kau membalik cara membacanya,kau ingat apa jawabmu?"

"Iya, kupikir saat itu kau cuma jahil.Karena saat itu aku masih terlalu bodoh untuk mengerti asmara.I'm so sorry Al...."

"Bukan cuma sekali itu kuisyaratkan padamu.Kamu nggak pernah berubah yaa...?Sama bodohnya dengan kamu yang dulu"

"Kok kamu gitu?? "

"Mustinya kau katakan cintamu itu 11 tahun yang lalu,sebelum aku disunting jadi Ratu"

"Aku tak peduli dengan suamimu,Al.Aku hanya butuh kamu, bukan suamimu. Aku tak butuh logika untuk mengemis cinta"

Ping!

Ping!

Ping!

Ping!

Ping!

Ping!

"Belajarlah dewasa Ndre......

cinta yang kini kau punya, tak seperti cinta yang pernah aku jaga "

Jlebb....

Kupandangi sekali lagi DP BBM yang mengapproveku 2 jam yang lalu.Kucari cari siapa yang seharusnya jadi pesakitan dalam drama 22 musim ini.Siapakah yang lebih patut disalahkan atas kepedihan ini?

Tetapi mataku terlalu rapat untuk menumpahkan kepedihan ini.Jika ia tak mau menjadi bulir air,kuminta ia mengalir menuju ujung jempol jari tanganku.

Kontak

View Profile

Delete.

.

.

.

.

.

btw aplot image lewat ucbrowser gimana ya?? 😵😵

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun