Mohon tunggu...
Marendra Agung J.W
Marendra Agung J.W Mohon Tunggu... Guru - Urban Educator

Write to learn | Lahir di Bekasi, mengajar di Jakarta | Menulis edukasi, humaniora, esai dan fiksi | Kontak: jw.marendra@gmail.com |

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Mengatasi Kecemasan Secara Estetik: Kisah The Wose dan Keceriaan Hidup

26 Juli 2021   15:03 Diperbarui: 26 Juli 2021   21:55 802
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kisah The Wose dan Keceriaan Hidup: (Sumber: Instagram/thewose)

Secara bisnis, ia bekerja keras untuk menemukan pasar permintaan yang cocok dengan konsep gambar The Wose. " Gambar art work cafe, halaman hotel, apartemen, panggung, restoran, event komunitas, dan lain-lain itu biasanya dalam sebulan bisa dua sampe tiga kali sih ," tutur Prana. 

 

Mural The Wose: (Sumber: Instagram/thewose)
Mural The Wose: (Sumber: Instagram/thewose)

Dengan menerima proyek ( pesanan ) mempercantik dinding ruangan,  dari 2-3 proyek perbulan saja sudah dapat menghidupinya. Itu yang membuat Prana tidak terlalu pusing ketika hengkang dari kerja kantoran. Artinya, Prana yang masih bujangan itu mendapatkan kecukupan finansial melalui sisi tersebut.

Di sisi lain,  menggambar The Wose di jalanan bagi Prana adalah semacam pengabdian terhadap keindahan hidup. Mewarnai  dan memperindah sisi-sisi usang di sudut jalanan adalah semacam rutinitas Prana sejak 2007 silam. 

Prana menghidupkan The Wose pada tembok-tembok tak bertuan dengan kocek pribadi, sebagai penyebaran spirit "keceriaan", sekaligus rasa sukur terhadap kuas dan warna yang ia cintai sejak kecil. 

Ketika ditanya dari mana  belajar menggambar? Ia tidak menyebut kampus atau pun sekolahan. Walau bisa saja itu berperan. Jawaban yang dipilih oleh Prana adalah belajar mandiri sekaligus kolektif.  Prana menyebut komunitas Artherapy Movement di Bekasi, begitu berhasil membuat hasrat berkeseniannya tumbuh dan berkembang. Akan tetapi, kini Prana mulai lebih fokus ekpolarasi diri sendiri.

Prana dan Mural The Wose (Sumber: Instagram/thewose)
Prana dan Mural The Wose (Sumber: Instagram/thewose)

Ketika  covid-19 melanda, Prana mulai mengalami gejolak mental yang saya sebut "sempat" cemas di awal tulisan. Tanda petik di kata cemas itu untuk penegasan bahwa Prana tidak cemas sebagaimana orang umumnya. Sebab, Prana cukup sigap mengatasi kecemasan tersebut dengan cara estetik.

Prana berkisah bahwa pelaku bisnis seperti kuliner, coffee shop, tempat hang out dan hal-hal yang berkaitan dengan urban-kultur sedang mati gaya.  

Permintaan gambar menjadi tak biasanya. Kalau pun ada, sering kali negosiasi harga cat gagal dan menjadi buntu. Sehingga projek pesanan gambarnya menurun. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun