Kemudian berbaris rapi membentuk makna
puisi keduapuluh satu
HUJAN
Ah hujan....
Kenapa kau datang malam malam
Kemudian berhentiÂ
dan menyisakan dingin
Karna tak ada tungku penghangatÂ
Yang ada selimut lama
Yang lembut dipleluk
Tapi tak cukup menghalau dingin yang kau sisakan
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!