Barcelona kembali pada jalur yang tepat selepas jeda laga-laga internasional. Kemenangan besar 6-0 kontra Valencia pada pekan ke-4 lanjutan Liga Spanyol musim 2025/26 di stadion Johan Cruyff (15 September 2025) menunjukkan wajah asli Barca sejak dipegang kendali oleh Pelatih Hansi Flick.
Dalam tiga laga pertama di Liga Spanyol musim ini, tepatnya sebelum jeda laga-laga internasional, Flick mengidentifikasi beberapa masalah dari pola permainan timnya. Gegara masalah-masalah itu, pelatih yang berhasil mempersembahkan treble trofi di level domestik pada musim lalu untuk Barca itu memberikan alarm keras.
Jika Barca masih mempertahankan masalah yang sama, peluang untuk mempertahankan dan meraih trofi bisa tak terjadi. Peringatan Flick itu bertolak dari pengalamannya sebagai pelatih Bayern Muenchen. Dalam mana, Flick pernah membantu Muenchen meraih 6 trofi dalam satu musim. Namun setelah musim gemilang tersebut performa Muenchen malah melorot.
Pengalaman itu menjadi refrensi bagi Flick dalam mewanti-wanti anak-anak asuhnya. Salah satu masalah yang dideteksi oleh Flick dari tiga sebelumnya adalah permainan individual yang mulai ditonjolkan dan mengesampingkan permainan tim.
Jadinya, peluang untuk mencetak gol menjadi minim, intensitas untuk mengancam gawang lawan menjadi lemah hingga lawan gampang mengekspos lini belakang Barca.
Oleh sebab itu, performa kontra Valencia seperti menjadi titik balik dari langkah Flick dalam membenahi skuadnya. Tak tanggung-tanggung, Flick membangkucadangkan pemain seperti Raphinha, Robert Lewandowski, dan Ronald Araujo. Frenkie de Jong dan Lamine Yamal harus menepi lantaran faktor cedera.
Kendati para pemain penting itu tak turun, Flick tak begitu cemas. Barca malah tampil lebih sebagai tim. 6 gol yang tercipta merupakan buah dari kerja sama tim dan bukan karena faktor salah satu atau dua individu semata.Â
Memang, Raphinha mencetak 2 gol ketika masuk sebagai pemain pengganti. Begitu pun dengan Lewandowski yang ikut menyumbang 2 gol sebagai pemain pengganti.Â
Namun, gol-gol yang dicetak oleh kedua pemain tersebut merupakan buah dari kerja sama tim.
Kerja sama tim itu membuat pemain seperti Fermin Lopez bisa bersinar. Pemain berusia 20 tahun itu mampu mencetak 2 gol. 2 gol itu seperti memberikan pesan kepada Dani Olmo bahwa persaingan sebagai penyerang bernomor 10 tak otomotis menjadi kepunyaannya.