Begitu pula dengan Raphinha. Pemain asal Brasil itu sebenarnya berada dalam kondisi fit. Namun, Flick lebih memilih Marcus Rashford sebagai penyerang sayap kiri dan Roony Bardgji sebagai penyerang sayap kanan guna mengisi posisi yang ditinggalkan oleh Yamal.Â
Kalau mau menimbang sisi kompetetif, Flick pasti memilih Raphinha daripada Bardgji.
Namun, Flick terlihat tak menyeleksi pemain karena faktor popularitas semata. Ketika mantan pelatih Timnas Jerman itu ditanyakan soal seleksi pemainnya, dia hanya menjawab jika itu merupakan bagian dari taktik.Â
Dalam mana, pemain yang dilibatkan sejak menit pertama lebih siap untuk tampil setelah dievaluasi di tempat latihan.
Pilihan skuad Flick bisa menandakan bahwa kata-katanya yang tak ragu untuk membangkucadangkan para pemain yang lebih tampil individual bukan isapan jempol. Bahkan, Flick tak begitu cemas tatkala Yamal yang sudah dipandang sebagai pemain bintang tak dalam kondisi terbaik.
Alih-alih melihat efek keabsenan Yamal bagi tim, Flick lebih fokus dalam memanfaatkan skuad yang tersedia, termasuk berani memainkan Bardgji sejak menit awal untuk mengisi posisi Yamal.Â
Dengan ini, Flick membuktikan kata-katanya sebelum jeda internasional bahwa para pemain yang lebih bermain individual akan bisa saja dipinggirkan.
Flick tampak sebagai pelatih yang lebih mengedepankan permainan tim daripada bergantung pada performa individual semata. Selain tak begitu berpengaruh dengan kehilangan Yamal, juga Flick bisa menempatkan Marc Cassado untuk mengganti peran De Jong dan sekaligus melakukan rotasi di jantung pertahanan.
Lebih jauh, Flick mulai terus mempercayai Ferran Torres sebagai striker tunggal. Kendati gagal mencetak gol, ambisi dan daya juang dari pemain Timnas Spanyol itu sepertinya sudah memberikan pesan secara tak langsung bahwa Barca sudah memiliki suksesor yang pas untuk mengganti posisi Lewandowski yang sudah berusia 34 tahun.
Flick membuktikan kata-katanya. Permainan tim menjadi nomor satu dan bukan sekadar mengandalkan performa individual. Berkat kesolidan permainan tim, Barca bisa mencetak setengah lusin gol dan lini belakang bisa tampil solid.
Pola Flick itu pun memberikan pesan kepada tim secara umum, dan kepada pemain seperti Raphinha dan Yamal. Kendati kualitas kedua pemain tersebut tak bisa diragukan, tempat di skuad utama belum terlalu pasti jika aksi individual lebih cenderung mengesampingkan permainan tim.