Maka dari itu, sejatinya relawan politik muncul sebagai gerakan sosial yang bermotifkan  sebuah konsep politik yang sama dan disertai oleh komitmen yang satu pada sosok politikus tertentu.Â
Konsep itu terbangun karena sudah melihat dan mengevaluasi dengan jelas pada sosok politik yang diusung dan dinyatakan pantas untuk dimajukan pada kontestasi politik.Â
Menjadi persoalan ketika kemunculan relawan politik lebih karena permainan politik. Dalam mana, kemunculannya diciptakan dari lingkaran ruang politik dan/atau politikus tertentu, misalnya, oleh partai politik dan politikus tertentu yang dekat dengan calon politik yang diusung oleh relawan politik.Â
Keberadaan relawan politik seperti ini lebih bermain sebagai "boneka", yang mana gampang distir dan dikontrol oleh tokoh politik  dan partai politik.  Isu yang berkaitan dengan figur politik yang didukung, bahkan isu yang tak benar, dimainkan dan dipertahankan dengan sedemikian cara oleh para relawan politik.
Kelemahannya, relawan politik yang berwajah boneka adalah bisa kehilangan daya kritis, plin-plan dalam menyikapi isu politik, dan tak kenal dengan baik sosok yang diusung.Â
Belum lagi, mereka tak begitu selektif dalam menilai dan mengevaluasi dengan baik isu-isu politik yang beredar..Â
Misalnya, gampang terjebak pada berita-berita hoaks, menyebarkan berita-berita palsu tentang calon yang didukung, hingga begitu sensitif apabila mendapat kritik.Â
Pada titik ini, nilai ke-relawan-an pun tercoreng. Bisa dibilang bukan lagi relawan, tetapi sekumpulan politikus yang berbajukan relawan.
Lebih jauh, ini juga mencoreng citra demokrasi, di mana ada oknum-oknum tertentu memanfaatkan gerakan sosial dalam rupa relawan politik demi syawat politik sesaat.Â
Idealnya, gerakan relawan politik terbentuk tanpa ketersentuhan secara langsung dengan partai politik dan/atau politikus. Kemunculannya secara alamiah dan otomatis tanpa dikoordinir secara langsung oleh calon politik yang disokong. Bahkan kehadirannya lebih karena pengetahuan dan pandangan politik yang satu dan sama.Â
Kemunculannya juga terjadi karena evaluasi yang mendalam pada sosok  yang didukung. Walau belum bersua secara langsung dengan calon yang diusung, para relawan mempunyai sikap kuat untuk mendukungnya.Â