Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Ketika Ijinan Stasiun TV Terbesar di Filipina Ditolak DPR

11 Juli 2020   12:07 Diperbarui: 11 Juli 2020   12:06 257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Stasiun ABS-CBN, salah satu stasiun terbesar di Filipina harus berhadapan dengan keputusan yang memiluhkan. Pembaharuan ijinan operasinya tidak terkabulkan di DPR. Sumber foto: Angie de Silva/Rappler.com

Kemarin (10/20) menjadi hari yang cukup piluh bagi ABS-CBN. ABS-CBN adalah salah satu statiun TV terbesar di Filipina. Stasiun ini cukup berpengaruh di tengah masyarakat.

Ijinan pembaharuan operasi dari stasiun ini untuk 25 tahun mendatang ditolak oleh Dewan Perwakilan Daerah (DPR) negara ini. Dengan penolakan ini, ABS-CBN tidak akan melakukan operasi sebagaimana mestinya.

Sebenarnya, ABS-CBN sudah diberhentikan operasinya beberapa bulan lalu. Tepatnya, 4 Mei lalu. Penghentiannya terjadi saat Filipina secara umumnya berada dalam situasi karantina karena pandemi korona.

Operasi stasiun ini mati total. Penghentiannya di 4 Mei lalu berhubungan beberapa kesalahan pihak stasiun di ijinan masa lalu (Rappler.com 10/7).

Di tengah situasi ini, pihak stasiun mengajukan perpanjangan pengoperasian ke pemerintah. Tetapi, setelah beberapa pertemuan antara pihak stasiun dan pemerintah, permintaan ijinan pengoperasian itu tidak dikabulkan.

ABS-CBN lebih dikenal sebagai Kapamilya. Stasiun ini menjadi salah satu stasiun TV yang diminati oleh banyak masyarakat.

Selama tinggal di Filipina, saya sendiri juga lebih banyak menonton ABS-CBN. Menonton stasiun ini bukan semata-mata mencari hiburan, tetapi karena ingin belajar Tagalog. Tagalog menjadi bahasa pengantar umum dari stasiun ini. Penggunaan bahasa Tagalog boleh jadi bertujuan agar pesan dan acara bisa bersentuhan langsung dengan kehidupan masyarakat.

Menutup stasiun TV ini sama halnya mengibiri minat dan kesenangan masyarakat. Mereka tidak bisa lagi menonton beberapa acara favorit yang sudah menjadi bagian dari hidup masyarakat.

Banyak yang menilai situasi yang dialami ABS-CBN dari sisi kebebasan pers. Tidak memberikan ijinan pengoperasian ABS-CBN sama halnya memotong kebebasan pers. Ya, bagaimanapun, ABS-CBN adalah salah satu instrumen dalam menyebarkan berita tentang situasi di Filipina.

Memang, edisi berita tidak mendominasi. Hanya jam-jam tertentu saja. Lebih didominasi acara hiburan, baik itu berasal dari dalam negeri maupun dari luar negeri.

Saya sendiri tidak terlalu mengikuti perkembangan kasus antara ABS-CBN dan pemerintah. Kabarnya, tidak terkabulnya ijinan pembaharuan stasiun ini berhubungan dengan beberapa persoalan administratif. Barangkali karena ini, dominasi anggota DPR yang memilih jika pihak ABS-CBN tidak bisa membaharui operasinya.

Hanya saya begitu shock ketika stasiun off air untuk pertama kalinya. Tepatnya, 4 Mei lalu. Sekitar pukul 08.00 malam, pihak stasiun mengakhiri penyiarannya.

Saya mendengar kabar ini dari seorang teman. Melihat itu, saya seolah tidak percaya. Alasannya, baru dalam hidup saya, baru kali ini saya melihat sebuah stasiun menghentikan pengoperasiaannya. Bukan karena bangkrut atau juga persoalan intern, tetapi desakan dari luar.  

Saya kira hanya sementara waktu saja sembari menanti proses pembicaraan di depan anggota DPR. Terlebih lagi, ABS-CBN adalah salah satu media terbesar di Filipina.

Namun, situasinya menjadi berbeda saat DPR menolak ijinan pengoperasian ABS-CBN kemarin (10/7). Ijinan tidak terkabul di gedung DPR.

Hal yang paling dipikirkan adalah para pekerja. Menghentikan ijinan berarti menghilangkan pekerjaan mereka. Ini bisa menambah beban sosial di tengah hantaman badai virus korona.

Saya juga memperhatikan situasi ini dari pelbagai media. Selain persoalan ini diolah di media-media dalam negeri, ini juga menjadi sorotan pelbagai media luar negeri. Umumnya mereka menilik soal yang melibatkan ABS-CBN dari sisi kebebasan pers. Bahkan ada pula yang mengait-ngaitkannya dengan posisi Presiden Filipina, Duterte.

Tidak sedikit orang yang cukup menyesalkan langkah yang diambil. Mereka melihat situasi ini sebagai bentuk pengangkangan terhadap kebebasan pers.

Tetapi bagi mereka yang tidak biasa menonton TV, apa yang terjadi mungkin tidak terlalu berpengaruh. Seorang tetangga saya yang lebih meminati stasiun TV berbeda menanggapnya biasa-biasa saja. Alasannya, dia juga jarang menonton acara dari stasiun tersebut.

Ketika ijinan stasiun ini ditutup, pelbagai reaksi yang muncul. Reaksinya berbeda-beda bergantung pada kedekatan, kepentingan dan relasi antara satu sama lain.

Gobin Dd

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun