Mohon tunggu...
Gobin Dd
Gobin Dd Mohon Tunggu... Buruh - Orang Biasa

Menulis adalah kesempatan untuk membagi pengalaman agar pengalaman itu tetap hidup.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjuangan Membaca Koran di Tengah Geliat Media Sosial

9 Februari 2020   09:01 Diperbarui: 9 Februari 2020   08:57 887
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sebelum saya bersentuhan dengan media sosial di awal tahun 2011, koran menjadi barang yang sangat istimewa. Sering kali berita dari halaman pertama hingga halaman terakhir dilahap semua. Nama-nama penulis opini dan berita menjadi familiar.

Perdebatan yang terjadi, seperti contoh dalam kolom opini di koran, menjadi pemandangan yang selalu dinantikan. Bahkan secara tidak langsung sebagai pembaca ikut berdebat dan menyumbang ide tentang polemik yang dituangkan lewat aneka opini di koran tersebut.

Pengalaman ini membentuk banyak hal. Salah satunya, kebiasaan membaca dan menulis.

Secara tidak langsung, kebiasaan membaca koran yang berkualitas akan selalu membentuk pola pikir dan gaya kepenulisan.  

Namun situasi berubah saat sudah terjun ke media sosial. Apalagi media sosial dilengkapi dengan komponen-komponen yang bisa menyajikan berita-berita versi media online. Sekali kita menyukai media online tertentu, berita-beritanya pun kerap muncul di halaman dinding media Facebook kita.

Sejauh ini, saya tidak menemukan "kenikmatan" membaca berita lewat media sosial dan media online kalau dibandingkan dengan membaca koran.

Kadang kala berita yang dihadirkan hanya sekadar informasi demi informasi yang kadang tidak dibarengi dengan teknik reportase yang tajam dan akurat dan bahan pembelajaran bagi pembaca.

Jadinya, hal itu hanya sebuah kebutuhan membaca untuk menambah informasi, tetapi tidak menambah daya berpikir dan membantu dalam dunia kepenulisan.

Apalagi saat ini banyak bermunculan media online. Tidak jarang kita tidak mengetahui kualitas media online tersebut dan para penulis berita dan artikel dalam media tersebut.

Berita-berita dan opini memang cepat tersajikan lewat media online dan media sosial. Sementara lewat koran kita menunggu sekian waktu agar berita yang sudah mengudara di media online itu bisa tercetak. Pada titik seperti inilah, koran pun ketinggalan dalam hal efektivitasnya.

Secara pribadi, saya melihat dan merasakan sendiri kalau dampak media sosial sangat mempengaruhi minat membaca koran. Minat semakin turun. Bahkan kebiasaan membaca koran sudah cenderung diperuntukkan bagi orang-orang yang tidak mempunyai media sosial.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun