Pendeknya, kalau seseorang adalah PNS, dia dipandang sukses. Status PNS menempatkannya sebagai pribadi terhormat dalam lingkup sosial. Tidak jarang terjadi, kalau seorang PNS juga mendapat "perlakuan istimewa" dalam konteks relasi sosial tertentu.
Kerhasilannya sebagai seorang PNS dinilai sebagai referensi kesuksesan yang patut dicontohi oleh orang lain. Tidak heran, banyak orang bermimpi untuk menjadi seorang PNS. Â
Dampak lanjut dari pandangan seperti ini merambat pada pola pikir menilai hasil dari proses pendidikan. Kencederungan yang terjadi adalah bersekolah guna bisa mengikuti test PNS.
Makanya kalau ada yang gagal di bangku kuliah, banyak yang mengasosiakannya dengan kegagalan untuk mengikuti test dan menjadi seorang PNS.
Namun hal ini menyimpan salah satu pola tingkah laku dan cara pandang yang begitu sempit. Banyak lulusan serjana yang hanya menunggu waktu testing menjadi PNS daripada berinisiatif untuk menciptakan lapangan pekerjaan sendiri. Menjadi PNS dinilai sebagai pilihan gampang karena jaminan hidup tersedia dan pekerjaan juga sudah ada.
Â
Semuanya ini bertolak dari cara pandang tentang figur PNS. Menjadi PNS menjadi tujuan akhir dari bersekolah. Kalau berhasil menjadi PNS, secara umum masyarakat menilai hal itu sebagai sebuah kesuksesan yang mesti ditiru dalam kehidupan sosial.
Di wilayah kami, pastinya pendaftaran testing menjadi PNS akan dipenuhi oleh banyak orang. Banyak serjana bermimpi untuk menjadi PNS karena hal itu bisa menjadi jaminan hidup dan dipandang sebagai referensi kesuksesan di mata masyarakat.