Mohon tunggu...
DoNo Salim
DoNo Salim Mohon Tunggu... -

Seorang pemuda yang hanya ingin membagi dunianya lewat sebuah tulisan-tulisan ringan yang menghibur dan menginspirasi semua orang.

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Mahasiswa 1/2 Abadi (Bab 1, Part 2 : Mau Jadi Apa?)

14 April 2017   11:27 Diperbarui: 14 April 2017   21:00 994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

"Ahh kacau nih, gak lucu bercandanya, Mas. Saya gak jadi beli deh,"

"Lho, kenapa Mbak? Saya salah apa?"

"Bodo! Pikir aja sendiri!"

Setelah kalimat percakapan terakhir, Mbak itu pergi melengos begitu saja meninggalkan gue dan rasa penasaran di benak gue, "Kenapa gue disuruh mikir sendiri?! Salah gue apa?! Padahal, dia kan gak tau, gue itu gak punya pikiran sama sekali!" Ya, kepala gue memang kopong, kalau dibedah, paling isinya cuma laba-laba lagi pada reunian sambil main congklak.

Merasa penasaran, gue pun mencoba searching di Google, mengenai bedak M.B.K tersebut. Setelah melihat-lihat, ternyata gue paham alasan Mbak tadi ngambek ke gue. Ternyata, bedak M.B.K itu bukan bedak muka, melainkan bedak untuk ketek basah. Dari kejadian tersebut, gue jadi paham betapa pentingnya pengetahuan tentang produk harus dimiliki oleh penjual dan pembeli. Andaikan, Mbak tadi gak paham dengan produk yang akan dibeli dan dia percaya dengan ucapan gue, kira-kira apa yang akan terjadi? Syukur-syukur sih, mukanya bisa putih seperti yang gue bilang. Atau justru sebaliknya, mukanya bisa ngeluarin aroma busuk, mirip bau ketek Undertaker habis ikut senam Aerobik.

Belajar dari kesalahan tersebut, gue pun mulai memperbaiki diri sebagai seorang penjaga toko yang baik. Ternyata, menjadi penjaga toko bukan hanya soal menghafal jenis dan harga produk, melainkan lebih ke seni menjalin hubungan dengan orang lain. Gue pun coba memperbaiki diri dari berbagai hal. Mulai dari merapihkan penampilan, lalu menggunakan bahasa yang sopan, serta terakhir, lebih rajin mandi dan ganti sempak.

Dalam beberapa minggu, menjaga toko telah menjadi rutinitas buat gue dan kakak gue. Awalnya sih, memang seru karena kita bisa bertemu dan berkenalan dengan orang baru setiap harinya. Namun, semakin lama, ternyata menjaga toko itu membosankan juga. Apalagi, ditambah dengan sikap-sikap aneh dan mengesalkan dari para pembeli. Seperti misalnya, ketika kami pernah digoda pembantu alay saat sedang menjaga toko. Sore itu, hanya ada gue dan kakak gue. Sedangkan yang lainnya masih di rumah sakit dan Mbak Sih sedang menjemput Bryan yang sedang les di dekat rumah.

"Koh, aku mau beli dong," ujar seorang Mbak-mbak dengan baju berwarna ijo, dengan mengenakan celana legging macan tutul.

"Jangan 'Koh', tapi 'Mas' aja. Mau beli apa, Mbak?" ucap gue agak kesal, karena selalu dipanggil seperti itu.

"Mau beli apa, ya? Aku juga gak tau nih, bingung," ucapnya sambil sesekali memaikan rambut panjangnya.

"Tadi sebelum ke sini, harusnya dicatat dulu apa yang mau dibeli, Mbak," kata kakak gue menyaut, sambil asyik bermain komputer.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun