Mohon tunggu...
Doni Arief
Doni Arief Mohon Tunggu... Dosen - Faqir Ilmu

Pencari dan penikmat kebenaran paripurna

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Selamat Tinggal Modernisme, Selamat datang Postmodernisme

15 Juli 2019   08:15 Diperbarui: 28 Juni 2021   22:27 6093
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Selamat datang Postmodernisme (unsplash/jacob nizierski)

Perkembangan spritualitas keagamaan yang bercorak fundamentalisme akan menimbulkan persoalan baru dalam bidang psikologis dan sosiologis. Fundamentalisme agama dengan berbagai bentuk pengkultusan terhadap sosok atau pemikiran tertentu hanya akan menawarkan janji-janji keselamatan yang absurd dan ketenangan batin yang bersifat sementara (palliative). 

Erich Fromm menyatakan agama otoritarian (Authoritarianisme Religion) merupakan kebalikan dari agama humanistik (Humanistic Religion). 

Dengan demikian, postmodenisme diharapkan mampu membebaskan manusia dari belenggu modernisme dengan mengembalikan nilai-nilai spritualitas agama. Di sisi lain, postmodernisme membelenggu manusia dalam eksklusifitas keagamaan yang radikal.

Melihat fenomena yang melatarbelakangi munculnya kiri Islam yang berusaha menentang segala bentuk kediktatoran kekuasaan serta berusaha membebaskan manusia dari segala bentuk penindasan. 

Pendekatan yang digunakan dalam kiri Islam adalah revitalisasi tradisi Islam untuk dijadikan sebagai kerangka revolusioner pembebasan serta menciptakan pandangan dunia tauhid secara universal. Dengan demikian, kiri Islam merupakan gerakan keagamaan yang berbasis transformasi sosial. 

Berdasarkan sifat yang terdapat dalam postmodernisme, kiri Islam memiliki sifat yang hampir sama terutama berusaha mendekonstruksi struktur absolutisme kekuasaan yang mengekang kebebasan manusia. Kiri Islam secara tegas menentang imperialisme, kapitalisme dan sosialisme radikal sebagai produk modernisme. 

Semangat pembebasan yang terdapat dalam postmodernisme diapresiasi oleh kiri Islam, karena dekonstruksi terhadap absolutisme yang berujung pada penindasan nilai-nilai kemanusiaan yang terdapat dalam postmodernisme dan kiri Islam merupakan antitesis terhadap kemapanan struktur sosial, politik, ekonomi dan budaya yang dibangun dalam modernisme. 

Tetapi kiri Islam tidak sama dengan postmodernisme. Kenyataan ini dapat dilihat dari orientasi gerakan keagamaan kiri Islam yang merupakan derivasi dari Islam. Kiri Islam merupakan interpretasi terhadap ajaran Islam dalam bidang sosial dan politik, sehingga Islam tetap dijadikan sebagai akar tradisi dalam pergerakannya. 

Tidak dapat dipungkiri bahwa bergeliatnya gerakan keagamaan termasuk juga kemunculan kiri Islam merupakan kausa keniscayaan dari etape postmodernisme, tetapi yang membedakannya kemunculan gerakan agama radikal sebagai representasi postmodernisme berusaha mendekonstruksi kemapanan agama konvensional. 

Sedangkan kiri Islam sebagai gerakan keagamaan merekonstruksi interpretasi terhadap Islam dan sumber pergerakannya didasarkan pada ketentuan Islam. 

Kegagalan modernisme dan postmodernisme disebabkan karena hilangnya pandangan teleologis tentang ketauhidan yang menjadi inspirasi kebenaran secara universal. Sehubungan dengan hal ini, Hasan Hanafi menyatakan:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun