Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Shashi Cemeti, Penantian 26 Tahun Merebut Kursi Dongeng Kopi

2 April 2024   21:54 Diperbarui: 2 April 2024   22:18 37
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Setelah Penantian 26 tahun akhirnya kursi berhasil dikuasai. Dok Dongeng Kopi

Harga pangan yang membumbung tinggi di rimba raya, harga biji kopi yang naik tiga kali lipat, sulitnya berniaga, menjadikan sebagian besar rakyat rimba raya merindukan raja kedua ; Baginda Truwelu sang pendiri Partai Gurda Mandira.

Memang benar dibawah kepemimpinan beliau, ia punya prinsip jangan sampai rakyat lapar. Sebab ia tahu bahwa perut yang lapar akan menjadi bahan bakar paling cepat terjadinya pemberontakan. Itulah sebabnya ia menyemat stabilitas politik sebagai panglima dengan jalan stabilitas ekonomi.

Sepeninggal beliau hanya satu anaknya Shashi Cemeti yang berkiprah di panggung politik. Lima anak lainnya memilih menjadi pengusaha saja. Bisnisnya tersebar dari pemanfaatan hasil bumi hingga jasa pengelolaan kabar burung.

Masuk ke Gurda Mandira, keluar partai bikin partai sendiri berkali kali dikelabui, digorok uangnya tak membikin sedikitpun Shashi patah arang. Masuk lagi ke Gurda Mandira gagal menduduki kursi hingga akhirnya kemarin lewat partai mantan istrinya, Partai Paksi Gora akhirnya ia dapat kursi dari perwakilan wilayah tlatah Gunung Blau.

Ia sudah belajar banyak dari 26 tahun ini berkiprah di politik rimba raya, bahwa musti senantiasa waspada di segala kondisi. Berapa kali dikhianati, berapa kali dikecewakan, untuk masuk dalam pusaran kekuasaan baginya adalah sebuah pelajaran.

Pelajaran bukan hanya dalam kontestasi politik, melainkan juga untuk perjuangan merebut kemerdekaan bagi segenap rakyat Rimba Raya yang menderita dikangkangi penguasa, dipecundangi sama wakilnya.

"Kita ini musti terus belajar kecewa bahwa orang yang paling kita percaya ternyata memegang pisau dan menusuk dari belakang.

"Kita harus siap berulang menelan patah hati, sebab tidak bisa berharap semua orang akan selalu setia dalam perjuangan dan persahabatan."

"Segalanya bisa saja terjadi, kita hanya harus selalu eling lan waspada!"

Ungkap Shashi Cemeti saat diberondong pertanyaan para burung menyoal bagaimana perasaan setelah berusaha 26 tahun tembus Joglo Kutanagari di Kedai Kopi Kaki Gunung Blau bersama sejumlah relawan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun