Mohon tunggu...
Dongeng Kopi
Dongeng Kopi Mohon Tunggu... Pramusaji - Berbiji baik, tumbuh baik!

Kedai Kopi yang terintegrasi dengan Taman Baca Alimin, serta Rumah Sangrai yang menghasilkan aneka kopi biji dan bubuk. Ruang paling pas untuk buku, kopi dan komunitas. Hadir di Umbulmartani, berada di kaki Merapi, dan Sasana Krida Dongeng Kopi Roastery di Tirtomartani, 700 meter dari Candi Kedulan, 5 Kilometer dari Candi Prambanan. Keduanya ada di Sleman Jogjakarta

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Baginda Sri Maharaja Babi Murka, Rakryan Mantri Nuri Dilucuti Dongeng Kopi

4 Maret 2024   23:43 Diperbarui: 4 Maret 2024   23:46 65
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Baginda Maharaja Babi Berang, Patih Gagak Siap Didupak . Sumber Dongeng Kopi

Baginda Sri Maharaja Babi marah sekali ketika pesan rahasia atas titah menghabisi Rakai Turangga Abhicara bocor di kalangan rakyat Negara Rimba Raya. Patih Gagak tidak sengaja membagikan kepada Rakryan Mantri Nuri yang cepat tersiar di penjuru mata angin.

Sorenya ia mengumpulkan segenap pejabat kerajaan untuk duduk melingkari meja perjamuan, membicarakan situasi sembari minum kopi.

Pamgat Arayavan, Tirip Sarpa Naja, Pangkur gla, Mantri Mika, Tawan Nakra adalah pejabat paling awal datang sebelum lengkap sejumlah dua belas petinggi yang diundang. Sebagian besar adalah pemimpin partai, sisanya adalah relawan dari pendukung koalisi Rimba Raya Maju. Kedua belas bawahan Sri Baginda Raja Babi ini sudah mendampingi selama nawa warsa berkuasa. Sepanjang itu Baginda jarang sekali marah, namun kali ini meraka mendapati Baginda seberang ini.

"Rakryan Mantri Nuri jelas akan disudahi ini". Ujar Mantri Mika memoncongkan mulut sembari menggerak-gerakkan kumis yang hanya beberapa helai memulai percakapan kepada Patih Gagak.

Patih Gagah terdiam. Rokok ditangannya hampir habis. Bara sudah mendekati kempitan dua jari telunjuk dan tengah. Abunya memanjang lupa dihisap, lupa dijentikkan ke asbak.

Ia masih gusar. Pertemuan masih setengah jam lagi tetapi pikirannya sudah kemana-mana. Ia tahu, Mantri Mika hanya membesarkan hatinya saja. Gamblang kesalahan ada padanya. Membagikan informasi kepada Rakryan Mantri Nuri adalah ketelodoran yang berujung bencana. Jabatannya jelas dipertaruhkan. 

Ia sudah kadung sepakat untuk membeli sepaket satelit pemancar dengan Wana Wasa kerajaan maju timur laut Rimba Raya. Jumlahnya tidak main main, ia memesan 81.616 paket dengan fee suksesi yang sudah mengalir ke partainya Partai Bulan Sepertiga Ganda. Kalau jabatannya dilucuti jelas akan jadi pesakitan. Tembok dingin dan jeruji besi akan ia akrabi berselang kemudian pasti.

Rakai Turangga Abhicara memang selamat dari operasi khusus rahasia baginda, meski penglihatannya separuh cacat, tapi mulutnya tetap lantang bersuara.

Patih Gagak sadar sepenuhnya, pertemuan kali ini adalah bagian dari upaya cuci tangan baginda dan harus dicarikan kambing hitam supaya kegaduhan segera surut.

Waktu menunjukkan pukul empat sore. Semua pejabat sudah datang dan duduk di kursi perjamuan. Baginda membuka rapat dengan menggebrak meja.

"Kalau sudah begini, bagaimana bisa nikmat menyesap kopi!"

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun