Kondisi peternak lokal juga dipengaruhi oleh skala usaha yang relatif kecil dan tersebar. Banyak peternak masih mengandalkan cara tradisional dengan produktivitas yang belum maksimal.Â
Rata-rata produksi susu per sapi per hari masih di bawah standar global, yaitu sekitar 8-10 liter, dibandingkan sapi perah di negara maju yang bisa menghasilkan 20-30 liter per hari.
Mampukah Peternak Lokal Menyediakan Kebutuhan Susu dalam Program MBG?
Jika ditinjau dari kapasitas produksi dan tantangan yang ada, pertanyaan apakah peternak lokal mampu memenuhi kebutuhan susu dalam program MBG masih memerlukan perhatian serius.Â
Menurut penulis, terdapat beberapa alasan untuk menjawab mampukah peternak lokal menyediakan kebutuhan susu dalam program MBG?
Pertama, Potensi yang Besar namun Belum Optimal.
Indonesia memiliki populasi sapi perah yang cukup signifikan. Dengan perbaikan teknologi pemeliharaan, kualitas pakan, dan manajemen ternak, produksi susu lokal dapat ditingkatkan.
Investasi dalam pengembangan peternakan sapi perah seperti inseminasi buatan, penggunaan pakan fermentasi berkualitas, dan perbaikan genetika sapi dapat meningkatkan produktivitas secara signifikan. Dengan upaya serius, peternak lokal punya potensi besar untuk mendukung program MBG.
Kedua, Tantangan Infrastruktur dan Teknologi.
Peternak lokal masih dihadapkan pada kendala infrastruktur seperti fasilitas pendingin susu (cold chain), pengangkutan, dan akses pasar yang belum merata. Teknologi pemeliharaan yang modern belum sepenuhnya diterapkan secara luas. Hal ini menyebabkan susu lokal sulit bersaing dengan susu impor dari segi harga dan kualitas.Â
Untuk itu, diperlukan dukungan pemerintah dan swasta untuk memperbaiki infrastruktur dan transfer teknologi ke peternak.
Ketiga, Perlu Dukungan Kebijakan dan Insentif.