Mohon tunggu...
Iwan Berri Prima
Iwan Berri Prima Mohon Tunggu... Pejabat Otoritas Veteriner

Dokter Hewan | Pegiat Literasi

Selanjutnya

Tutup

Analisis Artikel Utama

5 Alasan Mengapa Tema Kesehatan Hewan Layak Diangkat dalam Debat Capres—Cawapres

14 Desember 2023   05:39 Diperbarui: 15 Desember 2023   15:19 410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Besarnya suatu bangsa dapat dinilai dari cara mereka memperlakukan hewan. (Mahatma Gandhi)

Keempat, kesehatan hewan sangat berkaitan dengan masyarakat dan juga mendorong kesejahteraan peternak, nelayan dan orang-orang yang bersinggungan dengan hewan atau kesehatan masyarakat veteriner. Termasuk, produk pangan asal hewan yang sehat sangat mendukung pemenuhan pangan dan kecukupan gizi masyarakat. Seperti ikan, daging, susu dan telur.

Kelima, kehadiran pemerintah untuk mendorong pusat layanan kesehatan hewan masih belum optimal. Saat ini urusan pengobatan hewan, khususnya pada hewan kesayangan justru menjadi tanggung jawab pemilik.

Artinya, untuk mengurus pengobatan hewan kesayangan, pemilik harus mengeluarkan biaya pribadinya.

Padahal, hewan kesayangan pada masa kekinian, tidak selalu identik dengan identitas kekayaan. Hewan kesayangan justru banyak yang telah menjadi bagian dari sebuah keluarga.

Tidak selalu orang kaya saja yang memelihara hewan kesayangan. Buktinya, penjualan pakan hewan saat ini sudah semakin mendekat di sekitar rumah kita. Bahkan, toko kelontong pun saat ini sudah banyak yang menjual pakan dan kebutuhan hewan kesayangan.

Jika demikian, masih kah kita menganggap kesehatan hewan menjadi kebutuhan tersier alias kebutuhan yang belum penting untuk diangkat dalam tema debat capres dan cawapres? Semoga KPU merespon persoalan ini.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Analisis Selengkapnya
Lihat Analisis Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun