Mohon tunggu...
Farhandika Mursyid
Farhandika Mursyid Mohon Tunggu... Dokter - Seorang dokter yang hanya doyan menulis dari pikiran yang sumpek ini.

Penulis Buku "Ketika Di Dalam Penjara : Cerita dan Fakta tentang Kecanduan Pornografi" (2017), seorang pembelajar murni, seorang penggemar beberapa budaya Jepang, penulis artikel random, pencari jati diri, dan masih jomblo. Find me at ketikanfarhan(dot)com

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Hanya Mencintai Bayangan

7 Maret 2020   18:25 Diperbarui: 7 Maret 2020   18:27 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
dokumentasi pribadi

Hari Sabtu,
Di meja warung ini, rasa sunyi mulai menyapa
Malam yang selalu menjadi bahan romantisisasi massal.
Malam untuk pacaran, menghabiskan waktu bersama kekasih
Jika sendiri, waktu yang tepat untuk tiduran di kasur.
Nasihat umum pun sudah membuat telinga menjadi portal
Mereka masuk, namun akan keluar dengan seketika

Di saat itu, sebuah bayangan muncul di benakku
Indah sekali, sampai tersenyum lebar aku dibuatnya
Aku sampai bingung kenapa harus dia yang muncul.
Aslinya, kami tidak begitu akrab saat berjumpa di kisah nyata
Bertemu pun tidaklah konstan.
Hanya dalam periode tertentu yang sangat jarang terjadi.
Bicara pun juga hanya bisa dihitung dengan jari.

Tak disangka,
Bayangan itu telah bertahan di benakku tanpa henti.
Menerorku di saat aku duduk, berdiri, bahkan ke kamar mandi
Bukan waktunya untuk menyimpulkan ini sebagai cinta.
Dia mungkin saja sudah membuangku di berkas memori.
Bisa saja, dia sudah punya pegangan yang lebih kokoh.
Seperti yang sempat dia bagikan lewat foto-foto di sosial media.

Ah, kamu, si pemilik bayangan.
Aku hanya bisa menatapmu dari jauh.
Mencintaimu dengan sangat ikhlas.
Kalah dengan samudra yang luas itu, aku hanya bisa mengharap.
Kamu bisa bahagia dengan apa yang kamu pegang
Itulah bentuk cintaku pada sisimu yang nyata.
Sekarang, izinkan aku untuk mencintai bayanganmu saja.

Yogyakarta, 7 Maret 2020

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun