Seperti Pepatah Minang mengatakan tentang Kepemimpinan :
“Kasudahan adaik kabalairungan, kasudahan gadang di panghulu, mamak kapalo kaum dalam koroang, mamaliharo kaum kaganti hulu".
Pepatah di atas menjelaskan bahwa seorang pemimpin atau wakil sebuah kelompok masyarakat adalah orang yang paling bertanggung jawab atas segala hal yang terjadi, atas keputusan yang dibuat yang akan dipertanggung-jawabkan di hadapan manusia dan Tuhan nantinya.
Dan tentu seorang pemimpin harus memaknai fungsinya sebagai berikut :
“Kok janiah indak balunau, kok putiah indak bakuman, hati nan karuah dimaso lampau lah janiah ditimpo bana".
Maknanya antara pemimpin dan orang yang dipimpin mesti berpikir sama untuk menemukan jalan keluar terhadap masalah. Sehingga, hal tersebut mampu membasmi segala bentuk kekacauan dan kerusuhan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.
Seorang pemimpin seharusnya bisa sejiwa dan sehati dengan masyarakat yang dipimpinnya. Hal ini akan mampu mempermudah dalam mewujudkan segala bentuk visi dan misi dalam memimpin.
Selain itu, ketika terpilih menjadi pemimpin atau wakil dari sebuah masyarakat, mereka juga harus mampu mewujudkan segala bentuk tugas dan fungsi yang diembannya.
“Hari paneh tampek balinduang, hari hujan bakeh bataduah.”
Bermaksud, selain sebagai pembina, kegunaan lain dari pemimpin atau wakil masyarakat ialah sebagai tempat mengadu, meminta pendapat, bermusyawarah, tempat bertanya dan berlindung oleh semua masyarakat yang dipimpinnya.
Dan yang terakhir yang perlu diperhatikan, seorang pemimpin atau wakil masyarakat seharusnya bisa sejiwa dan sehati dengan masyarakat yang dibina. Hal ini akan mampu mempermudah dalam mewujudkan segala bentuk visi dan misi dalam memimpin.