Saking dihindari, mereka yang mengambil penelitian tugas akhir kultur jaringan dianggap mahasiswa gila yang nggak pengen cepat lulus.
Dari 70-an mahasiswa perkebunan seangkatan saya, yang ambil tugas akhir kultur jaringan terbukti hanya 2 orang, salah satunya saya.
"Gila kamu, bakal lulus lama nanti", sumpah serapah kawan-kawan kelas saya saat itu.
Namanya juga mahasiswa yang punya idealism tinggi, saya nggak menggubris sedikitpun. Saya pengen beda, tugas akhir saya harus berkesan, itu tekad saya.
Ndilalah, Tuhan mendengarkan sumpah teman-teman saya. Setelah 7 bulan berjalan, penelitian tugas akhir saya tentang kultur jaringan teh tingkat keberhasilannya rendah, banyak yang kontaminasi. Alhasil saya harus ganti judul penelitian dan meninggalkan kultur jaringan.
Untungnya, meski saya harus ganti judul di masa-masa tenggang, saya masih bisa lulus lebih cepat dan wisuda lebih dulu dibanding teman-teman saya yang pernah meledek saya.
Kultur jaringan sebenarnya menantang, tapi bakal menyebalkan kalau kita gagal menuntaskannya.
Keterampilan Kultur Jaringan Banyak Dicari Perusahaan Pertanian Multinasional
Dunia makin modern, tak terkeculi bidang pertanian. Lulusan jurusan pertanian yang mahir di teknik kultur jaringan tanaman banyak dicari di perusahaan-perusahaan pertanian multinasional.
Tingkat kesulitan kultur jaringan yang dibilang tinggi, nggak sedikit yang mau masuk dan mendalami keterampilan ini. Padahal kalau mau menekuni, bisa dipastikan hidupnya bakal sejahtera.
Saya pun pernah mendapat tawaran menjadi staf kultur jaringan tanaman, tapi hal itu saya tolak karena lokasi penempatannya di luar Jawa dan daerah terpencil. Kalau masih di Jawa mungkin saya bakal pertimbangkan.
"penelitian kuljar saya gagal saja tawarannya semenggiurkan itu, coba kalau dulu berhasil", celetuk saya kepada Riko.