Menikmati masa tua selepas pensiun dari suatu pekerjaan dengan kehidupan slow living yang menenangkan memang impian bagi semua orang. Apalagi bagi mereka yang rutinitas pekerjaannya di kota-kota besar yang identik dengan polusi dan kemacetan yang membuat mental health berantakan.
Nggak ada salahnya jika memutuskan untuk hijrah ke daerah baru yang jauh dari hiruk pikuk keramaian kota. Kota pensiun selama ini diadopsi dan didengungkan sebagai kota yang dinilai layak untuk ditinggali selepas memutuskan menikmati masa pensiun tiba.
Nggak semua kota bisa menjadi kota pensiun yang layak, terdapat beberapa kriteria yang menjadi penilaian seperti biaya hidup, kesejahteraan, keamanan, transportasi, lingkungan, kesehatan, infrastruktur, dan tata kelola yang buat nyaman.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Harian Kompas pada akhir tahun 2024 lalu, kota dengan skor tertinggi untuk hidup slow living adalah kota di Karasidenan Kedu yang meliputi Wonosobo, Temanggung, Magelang dan Purworejo dengan skor 70,7. Cocok sekali untuk kehidupan pensiun yang menerapkan slow living.
Jadi atas dasar penelitian tersebut, memang layak jika Temanggung dinobatkan sebagai kota pensiun yang layak ditinggali di hari tua. Selain itu terdapat 5 hal yang meyakinkan Temanggung layak jadi kota pensiun. Simak berikut ini!
1. Menjadi Daerah dengan Tingkat Kriminalitas Terendah di Jawa Tengah
Mengacu pada hasil publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) yang berjudul "Provinsi Jawa Tengah dalam Angka 2023", Temanggung adalah kota dengan tingkat kriminalitas terendah di Jawa Tengah dengan laporan kejahatan 98 per 100.000 penduduk sama seperti kota tetangganya Magelang, hanya 1 tingkat di bawah Salatiga.
Keamanan menjadi pertimbangan utama sebelum memutuskan untuk menetap di suatu tempat baru. Wilayah dengan tingkat kriminalitas rendah sangat mendukung suasana hidup yang tenang, damai tanpa was-was terjadi kejahatan yang mengancam.
2. Biaya Hidup MurahÂ
Merujuk pada hasil survei Badan Pusat Statistik, Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas), pengeluaran masyarakat Temanggung 48,93 persen digunakan untuk non makanan sedangkan 51,07 persen untuk makanan. Jika diperinci maka Rp. 546.016 untuk pengeluaran makanan, sedangkan Rp. 523.186 untuk pengeluaran bukan makanan seperti perumahan, pajak atau kebutuhan pesta. Maka total pengeluaran masyarakat Temanggung periode tahun 2024 sebesar Rp. 1.069.204 per kapita per bulan.
Hal ini ditunjang oleh kondisi alam yang subur gemah ripah loh jinawi sehingga masyarakatnya yang banyak memenuhi kebutuhan rumah tangganya melalui hasil bumi yang ditanam di kebun dan halaman rumah mereka. Sehingga ini mampu menekan biaya hidup yang dikeluarkan.
3. Akses Kota yang Terjangkau dan Terintegrasi
Meski wilayahnya dihimpit oleh Gunung-Gunung besar seperti Gunung Sumbing dan Gunung Sindoro, Kabupaten Temanggung mudah untuk diakses. Kota besar yang paling dekat dari Temanggung adalah Semarang dan Yogyakarta.Â