Mohon tunggu...
Djulianto Susantio
Djulianto Susantio Mohon Tunggu... Arkeolog mandiri, senang menulis arkeologi, museum, sejarah, astrologi, palmistri, olahraga, numismatik, dan filateli.

Arkeotainmen, museotainmen, astrotainmen, dan sportainmen. Memiliki blog pribadi https://hurahura.wordpress.com (tentang arkeologi) dan https://museumku.wordpress.com (tentang museum)

Selanjutnya

Tutup

Halo Lokal Artikel Utama

Getaran dan Tekanan Stairlift di Candi Borobudur akan Menyebabkan Keretakan Batu

18 Juni 2025   11:41 Diperbarui: 18 Juni 2025   18:20 762
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
ilustrasi: Wisatawan yang tidak bisa mengakses zona I atau halaman Candi Borobudur lantaran ditutup pada Senin (26/5/2025). (Foto: KOMPAS.com/Egadia Birru)

Pemasangan besi pada struktur batu, sempat viral di media sosial (Sumber: threads.com/@duniahariini)
Pemasangan besi pada struktur batu, sempat viral di media sosial (Sumber: threads.com/@duniahariini)

Amat Panjang

Arkeologi atau ilmu purbakala mempelajari manusia masa lampau melalui tinggalan budaya (artefak). Arkeologi sendiri berjalan dalam waktu yang amat panjang, yakni sejak ribuan tahun yang lalu. 

Masa itu disebut prasejarah, sebelum dikenalnya aksara. Setelah dikenalnya aksara, yang tertera pada prasasti yupa dari Kalimantan Timur dan bertarikh abad ke-4, arkeologi memasuki masa sejarah.

Arkeologi Indonesia mengenal beberapa peminatan atau spesialisasi berdasarkan masa, yakni Prasejarah, Arkeologi Klasik (Masa Hindu-Buddha), Arkeologi Islam, dan Arkeologi Kolonial. Bahkan kemudian berkembang Arkeologi Bawah Air atau Arkeologi Maritim dan Arkeometri.

Dibandingkan disiplin ilmu lain, arkeologi mengembangkan metode ekskavasi atau penggalian arkeologis. Ekskavasi mengupas tanah sedikit demi sedikit, jadi bukan seperti pekerjaan tukang gali tanah. Itulah sebabnya pekerjaan arkeologi memerlukan waktu lama.

Bukan cuma itu. Wilayah Indonesia amat luas. Dengan demikian kita tidak tahu di mana benda-benda arkeologi itu masih tersembunyi di dalam tanah. Sering kali para arkeolog atau purbakalawan melakukan ekskavasi untuk melanjutkan penemuan tidak disengaja oleh para petani atau penggarap tanah. 

Sekadar gambaran, Candi Sambisari pertama kali ditemukan oleh penggarap tanah setempat. Setelah diekskavasi dan dipugar, terkuaklah bentuk seperti sekarang. Diketahui Candi Sambisari tertutup abu gunung berapi selama ratusan tahun.

Presiden Macron tolak gunakan stairlift untuk menghormati budaya Indonesia (Sumber: idntimes.com)
Presiden Macron tolak gunakan stairlift untuk menghormati budaya Indonesia (Sumber: idntimes.com)

Bersinggungan dengan Masyarakat

Sejak lama banyak terjadi penemuan benda purbakala secara tidak disengaja, termasuk pada masa kolonial. Candi Borobudur, misalnya, terkuak pada masa kolonial. 

Pada masa kolonial pula banyak benda purbakala kita dibawa ke mancanegara. Banyaknya pencinta benda seni atau kolektor barang antik, menumbuhkan pencurian benda purbakala. Bahkan penyelundupan, untuk kepentingan kolektor mancanegara.

Bersinggungan dengan masyarakat sering terjadi dalam banyak hal. Dalam pembangunan bendungan dan pembangunan jalan tol, masyarakat pernah menemukan benda-benda masa lampau. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Halo Lokal Selengkapnya
Lihat Halo Lokal Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun