[caption caption="copyright by bbp"][/caption]
Judul: Tok o tok tekek
"Ha ha ha ha"
"Husen, Husen..."
"Hus, diem dulu, lagi sibuk ni"
"Ha ha ha ha"
"Sen, Husen, sini deh aku kasih tau"
"Hus, diem dulu, lagi sibuk ni"
"Ha ha ha ha"
Mirna tertawa terpingkal-pingkal lihat sepupunya yang sejak subuh tadi mengelap si sapi yang ia bilang banteng. Banteng kok idungnya belang? Ia makin terpingkal-pingkal tak terkira. Mungkin bisa dibilang sinetron anak-anak TK berdasi en berkumis kalah pamor sama tingkah laku Husen.
"Heemmm moohhhhh"
"Hus, diem dulu, bentar lagi kamu pasti kinclong Teng!"
"Ha ha ha ha"
Emang mobil bisa kinclong kalo diusap-usap terus Hus? Ha ha ha ha Mirna masih menahan geli sambil memegang perutnya yang kembung tak terkira. Gede, buncit, namun isinya angin doang, gak ada lemaknya sama sekali. Boleh dibilang busung lapar karena sejak sore kemarin belum terisi pasukan nasi bungkus, eh nasi bungkus maksudnya. Pokoknya kenyang, kenyang angin!
"Hus!"
"Kau ngomong sama sapa to Mir?"
"Sama Kopi Hus, kopi impor ha ha ha ha"
"Pantes, kayak mau pingsan gitu!"
"Eh biar kayak mo pingsan tapi gue udah sejahtera Hus, nggak kayak elu!"
"Maksud loh?"
"Ha ha ha ha"
Mirna kembali terpingkal-pingkal melihat mulut Husen yang memonyong mirip TOA yang dibawa tukang demo bayaran yang banyak mangkal di telepisi negara sebelah, mati-matian bersatu melawan Stepen Cau ha ha ha ha...
"Hus!"
"Ha ha ha ha"
"Hus!"
"Ha ha ha ha"
"Hus!"
"Ha ha ha ha"
Udah kinclong belum sapi endut en tuwir lu Hus? Teriak Mirna dalam hati, takut si empunya sapi marah lalu berkoar-koar mirip pemilik sapi di negara sebelah yang tak mau kalah lomba lari sama stepen cau, stepen cau, stepen cau
"Stepen cau"
"Hah? Siapa itu?"
"Ah bukan sapa-sapa kok Hus"
"Hihhh"
"Udah, terusin ajah gosok sapi lu, biar makin kinclong..."
"Heemmm moohhhhh"
Â
Negeri Tetangga, 29 Maret 2016
Ds
Â
