Mohon tunggu...
Diyauddin
Diyauddin Mohon Tunggu... Lainnya - Analis Lab45

Analis Utama Maha Data Lab45

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Propaganda dan Rekayasa Media Sosial

5 April 2022   20:00 Diperbarui: 5 April 2022   22:22 1795
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Proses big data dan interaksi data sceintist-data analyst LAB45. Sumber: Penulis

Ada beberapa teknik yang dikenal sebagai metode pengumpulan informasi intelijen yaitu human intelligence (humint), imagery intelligence (imint), technology intelligence (techint), signal intelligence (sigint), measurement and signature intelligence (masint) dan open source intelligence (osint). Semua teknik ini dapat digunakan bersamaan untuk memperoleh derajat informasi A-1 (informasi benar dan dikonfirmasi oleh sumber lain) dalam intelijen.

Teknik osint menjadi salah satu metode dalam pengumpulan informasi dasar untuk dijadikan sebagai intelijen. Perkembangan dunia digital yang begitu cepat menunjukkan aktivitas di dunia maya telah menjadi habitus baru masyarakat dunia. Masyarakat digital terbentuk melalui proses interaksi antar orang di dunia digital. Era telah berubah, yang dulunya informasi sangat terbatas menjadi era overload informasi.

Interaksi antar pengguna media sosial harus diakui sering menjadi referensi utama netizen dan tidak sedikit dapat mempengaruhi kebijakan atau peristiwa yang akan terjadi di masa yang akan datang. 

Dalam politik, teknologi digital menyediakan berbagai platform yang menjadi kanal dimana masyarakat dapat terlibat langsung dalam diskursus politik kontemporer yang terjadi. Interaksi masyarakat dengan figur-figur prominent tertentu menjadi tidak berjarak.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa media sosial memainkan peran penting dalam sirkulasi ide dan percakapan tentang politik dan kebijakan publik. Namun, di tengah derasnya arus informasi, kita kadang sulit membedakan antara fakta (signal) dan hoaks (noise). Pada titik ini, social media intelligence (Socmint) sebagai kelanjutan dari osint dibutuhkan untuk tidak terjebak pada kampanye disinformasi.

Media Sosial dan Politik

Di Indonesia, pada tahun 2014 dan 2019 Jokowi menjadi sosok yang sangat populer melalui jejaring media sosial saat itu. Relawan media sosial terbentuk di berbagai daerah, tentu dengan catatan, bahwa pendengung (buzzer) yang terbentuk ada yang natural-organik dan ada pula yang terorganisir rapi dengan sistem komando hierarkis. 

Hal yang sama juga tentu dilakukan oleh rival-rivalnya. Singkatnya, kesadaran signifikansi media sosial terbentuk dalam konteks politik menjadi sebuah medan tarung yang tidak mungkin ditinggalkan oleh para kompetitor politik.

Teknik-teknik propaganda yang telah diperbarui menemukan tempatnya yang baru dan praktis. Orang mampu mengorganisir pergerakan tanpa organisasi (organize without organization). Efek cuitan dari satu akun influencer atau figur yang berpengaruh dapat mempengaruhi dinamika suatu isu bahkan pilihan politik.

Propaganda berkembang yang awalnya hanya dari pamflet, gambar yang kaku dan seruan-seruan melalui radio menjadi lebih menarik dengan infografik dan video yang bahkan sudah live on the spot dan real time. Sasarannya jelas, yaitu masyarakat umum dalam hal ini warganet atau netizen.

Isu yang dikemas dengan baik dapat menyentuh pikiran dan emosi masyarakat adalah yang paling sering digunakan dalam teknik propaganda. Sehingga, produsen isu tidak segan-segan menggunakan isu identitas atau sara sebagai ramuan utama. Lalu sasaran dan targetnya adalah seperti apa yang pernah dikatakan Hitler, bahwa arahkan selalu propaganda itu kepada massa rakyat banyak, jangan ditujukan kepada kaum intelektual.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun