Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Sukarelawan Kesiangan

15 September 2019   21:20 Diperbarui: 15 September 2019   21:24 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Aku akan jaga Yusufmu biar dia bermain sama si sulungku. Aku akan memberitahukan dulu kepada suamiku. Ok, dear?"

"Sepertinya gak jadi, deh." Novi tersenyum dengan penuh keyakinan.

"Kenapa? Jangan merajuk begitu, ahh. Gak asik."

"Gak, Kak. Aku gak merajuk. Aku harus selalu disampingnya apapun yang terjadi."

"Kalau kupertimbangkan kembali. Biar aku bawa saja dia nanti. Toh, sementara ini jadwalku seminggu cuma sekali, kan."

"Tapi, kan seharian ngajarnya. Kasihan dia nanti, pasti kecapekan."


"Nanti, deh, Kak. Aku pikirkan lagi."

Novi menceritakan kepada Nova tentang jadwal mengajarnya lebih detail di sebuah tempat belajar paket A, B, dan C.

Tetapi para siswa yang mendaftar justru memilih kejar paket C, yang paling banyak diminati. Pihak pengelola merasa kewalahan, hingga membuka kembali lowongan bagi sukarelawan untuk mengajar berbagai mata pelajaran. Kekosongan yang ada untuk tenaga guru adalah mata pelajaran sosiologi, Pkn, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.

Novi berminat untuk mengajar pelajaran Bahasa Indonesia. Karena bukan tanpa alasan dia memilih pelajaran itu. Bergabungnya di group literasi telah memberikan motivasi tersendiri, untuk lebih mendalami Bahasa Indonesia, terutama tentang kepenulisan.

Karya-karya para author baru di dunia literasi, telah membukakan mata dan hati, bahwa dunia ini cukup luas untuk berkarya. Masih banyak peluang terbentang untuk berkarya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun