"Aku akan jaga Yusufmu biar dia bermain sama si sulungku. Aku akan memberitahukan dulu kepada suamiku. Ok, dear?"
"Sepertinya gak jadi, deh." Novi tersenyum dengan penuh keyakinan.
"Kenapa? Jangan merajuk begitu, ahh. Gak asik."
"Gak, Kak. Aku gak merajuk. Aku harus selalu disampingnya apapun yang terjadi."
"Kalau kupertimbangkan kembali. Biar aku bawa saja dia nanti. Toh, sementara ini jadwalku seminggu cuma sekali, kan."
"Tapi, kan seharian ngajarnya. Kasihan dia nanti, pasti kecapekan."
"Nanti, deh, Kak. Aku pikirkan lagi."
Novi menceritakan kepada Nova tentang jadwal mengajarnya lebih detail di sebuah tempat belajar paket A, B, dan C.
Tetapi para siswa yang mendaftar justru memilih kejar paket C, yang paling banyak diminati. Pihak pengelola merasa kewalahan, hingga membuka kembali lowongan bagi sukarelawan untuk mengajar berbagai mata pelajaran. Kekosongan yang ada untuk tenaga guru adalah mata pelajaran sosiologi, Pkn, Bahasa Inggris dan Bahasa Indonesia.
Novi berminat untuk mengajar pelajaran Bahasa Indonesia. Karena bukan tanpa alasan dia memilih pelajaran itu. Bergabungnya di group literasi telah memberikan motivasi tersendiri, untuk lebih mendalami Bahasa Indonesia, terutama tentang kepenulisan.
Karya-karya para author baru di dunia literasi, telah membukakan mata dan hati, bahwa dunia ini cukup luas untuk berkarya. Masih banyak peluang terbentang untuk berkarya.