Mohon tunggu...
Diyah Kalyna
Diyah Kalyna Mohon Tunggu... Wiraswasta - Menulis itu berbicara kepada alam. Menceritakan keindahannya dan mengungkapkan rahasianya. Aku, kamu, menjadi kita.

Berasal dari Blitar, Jatim, pendidikan S1 di kota Solo, Jateng, dan sekarang domisili di Negara Brunei Darussalam. Sejak tahun 2015 bergabung dalam mediasi dan penanganan masalah tenaga kerja.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bukan Sukarelawan Kesiangan

15 September 2019   21:20 Diperbarui: 15 September 2019   21:24 18
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Anggaplah dia seperti anakmu sendiri. Biar enak menjaganya."

"Iya, iya. Bawel banget kamu sekarang ya. Ya sudah sana berangkat."

"Sayang ikut tante Nova ya. Bunda mau mengajar dulu. Entar sore, bunda akan jemput."

"Iya, Bunda." Yusuf mencium tangan Novi, dan beralih mencium tangan Nova, kemudian bocah kecil itu berlari ke dalam rumah, untuk mencari saudara sepupunya Affan yang sedang menonton tivi. Sementara Novi beranjak meninggalkan Nova.

"Kak, aku berangkat dulu, ya?" Novi berpamitan kepada Nova.

"Nov!" Nova memanggil dengan tegas.


"Ya." Novi menjawab dengan selamba.

"Kamu udah berani nglamar menjadi sukarelawan. Aku ikut senang Nov. Tapi ...."

"Tapi, apa?"

"Semoga segera hadir laki-laki baik, yang berani nglamar menjadi sukarelawan untuk mendampingi kamu."

"Kak Nova? Ngomong, apaan. Sih, Kak?"

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun