Mohon tunggu...
Diva Hijrotul Dini Dinanti
Diva Hijrotul Dini Dinanti Mohon Tunggu... Universitas Jember

Mahasiswa Hubungan Internasional Universitas Jember.

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Merkantilisme: Implementasinya dalam Masa Kependudukan Belanda di Indonesia

8 Maret 2024   05:49 Diperbarui: 8 Maret 2024   05:52 138
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Eropa di masa dahulu tetap menjadi benua besar dengan kekuatan ekonomi yang besar pula. Banyak kemajuan di berbagai bidang pun cukup pesat. Namun, hingga sekarang Eropa juga masih sama. Eropa masihlah salah satu benua dengan kekuatan ekonomi yang besar. 

Pada abad ke-15 mulailah kemunduran ekonomi dari Eropa. Latar belakang terjadinya kemunduran atau bahkan krisis ekonomi Eropa ini beragam. Salah satu diantaranya ialah karena perang. Di masa itu, masih banyak negara-negara yang saling berperang memperebutkan siapa yang menjadi paling kuat dan pemenangnya. Tak luput dari negara-negara di Eropa, mereka juga memiliki histori perang dengan negara lain. Dengan hal itu, munculah krisis ekonomi. 

Adanya krisis ekonomi di abad ke-15 dan abad ke-16 itu membuat Eropa akhirnya berusaha mencari sumber ekonomi baru. Bangsa Eropa yang besar itu memiliki kemajuan pesat di bidang geografi. Peta dan pelayaran menjadi hal yang sudah dikuasai bangsa Eropa. Berbekal hal-hal tersebut, mulailah bangsa Eropa mencari sumber ekonomi baru. Negara-negara Eropa mulai berlayar ke Asia hingga ke Afrika guna mencari apa yang mereka incar. Dari sinilah dimulainya kependudukan bangsa-bangsa Eropa. 

Salah satu bangsa Eropa yang melakukan pelayaran adalah Belanda. Pada tahun 1596, Belanda mendaratkan kapalnya di pelabuhan Banten. Mereka datang dengan kapal yang dipimpin oleh Cournelis De Houtman. Dari situlah dimulainya penguasaan Indonesia di Belanda. 

Sesampainya di Indonesia, mereka berada pada misi mencari rempah-rempah. Belanda mencoba untuk mendapatkan gold dalam slogan yang mereka pegang. Kekayaan rempah Indonesia bukanlah hal semata-mata. Bangsa Eropa selain Belanda telah mendaratkan kapalnya terlebih dahulu. Bangsa Eropa tersebut ialah Portugis. Saat Belanda datang ke Indonesia, keadaan disana ialah Indonesia ada di bawah Portugis. 

Tahun 1602 ada sebuah kelompok yang didirikan oleh Belanda. Kelompok tersebut berhasil mengusir Portugis dari Indonesia. Lebih tepatnya ialah bangsa Portugis yang ada di Tidore dan Ambon. Kelompok tersebut adalah VOC atau  Vereenigde Oost-Indische Compaigne. Tujuan berdirinya VOC ini tentu untuk memabantu Belanda berhasil dalam misi 'mencari kekayaan'. Adanya VOC itu untuk menguasai kekayaan alam Indonesia yang pada akhirnya akan tetap digunakan bangsa Eropa. 

Kemunduran atau bahkan krisis ekonomi yang dialami Eropa membawa dampak baru dalam sistem ekonomi. Pada abad ke-15 dan ke-16 mulai dikenal dengan sistem ekonomi merkantilisme. Sistem ekonomi ini muncul setelah adanya krisis. Dampaknya, negara-negara Eropa melakukan jelajah ke banyak benua lain untuk mendapatkan kekayaan. Lantas, apa itu merkantilisme, bagaimana sejarah dari sistem ekonomi merkantilisme ini, serta bagaimana implementasinya pada perekonomian Indonesia? 

Pengertian Merkantilisme

Kata merkantilisme sendiri diadaptasi dari kata bahasa Inggris yaitu merchant. Dalam bahasa Indonesia artinya adalah pedagang atau saudagar. Dari pengertian itu, dapat ditarik arti bahwa merkantilisme ini berhubungan dengan perdagangan. Merkantilisme juga merupakan sistem ekonomi dimana negara atau pemerintahnya ikut serta didalamnya. 

Campur tangan dari pemerintah ini yang bertujuan untuk memperkaya suatu negara. Pada masa iu, taraf kekayaan suatu negara ditentukan oleh emas. Oleh karenanya, negara dengan emas atau silver paling banyak bisa dianggap negara yang kaya. Maka demikian, bangsa Eropa berbondong-bondong menjelajah banyak negara untuk bisa dicari hal-hal yang bisa membuat negaranya kaya. 

Dengan adanya campur tangan pemerintah dimaksudkan untuk bisa melindungi industri domestik. Merkantilisme juga merupakan teori ekonomi dimana swasembada ditekan dengan mengoptialkan neraca perdagangan. Oleh karenanya, perdagangan dalam konsep ekonomi merkantilisme ini berperan sangat penting. 

Pentingnya perdagangan itu tentu mempengaruhi bakal kekayaan yang akan didapatkan. Untuk menaikan kemungkinan tersebut, negaranya akan melakukan banyak hal. Diantaranya adalah menerapkan surplus dagang, proteksionis, kolonialis, hingga monopoli dagang. 

Selain itu, merkantilisme ini juga dikenal berperan baik di masa sekarang. Merkantilisme di masa sekarang menyangkut peraturan berupa adanya tarif ketika melakukan perdagang. Selanjutnya ada subsidi untuk industri domestik, devaluasi mata uang, dan juga membatasi migrasi dari TKA (Tenaga Kerja Asing).  

Berjalannya sistem ekonomi merkantilismes ini tentu dengan cara perdagangan. Ada satu hal yang khas dari sistem ekonomi merkantilisme. Dalam sistem ini, kegiatan impor tidak boleh terlalu besar daripada ekspor. Jika untuk melakukan ekspor, tidak masalah jika dilakukan dengan besar. 

Namun, ketika itu menyagkut impor maka tidak boleh. Negara sedari awal akan ikut campur dimana hal ini juga berguna untuk melindugi industri dalam negeri. Alasan mengapa impornya tidak boleh lebih besar dari ekspor ialah dikarenakan ekspor lebih besar akan membawa keuntungan ke negara. 

Oleh karenanya, ekspor dilakukan besar-besaran sedangkan impor tidak. Cara melakukannya ialah negara-negara koloni akan dikeruk sumber daya alamnya seperti bahan mentah, emas, perak dan lain sebagainya. Lalu semua hal tersebut akan dikirim ke negara utama yaitu mother country. 

Sistem ekonomi merkantilisme, apa sejarahnya? 

Pada abad ke-15 dan permulaan ke-16 Eropa mengalami krisis ekonomi. Penyebab dari krisis tersebut dikatakann adalah karena perang. Di masa itu masih sangat banyak  perang yang terjadi. Perang-perang yang berlangsung membawa kehancuran dalam ekonomi Eropa. Salah satu masalahnya adalah ketika Konstatinopel jatuh ke Turki Usmani. 

Ketika perekonomiannya terguncang, Eropa masih memiliki kemampuan dalam bidang lain. Jaman itu, Eropa unggul dalam bidang geografi. Segala bentuk pelayaran dan peta nya pun mereka telah menguasai. Negara-negara Eropa yang mayoritas beragama kristen lantas melakukan pelayaran. 

Mereka membawa slogan yang bernama gold, glory, gospel. Gold disini merupakan kekayan, dimana mereka datang untuk bisa meraih atau mencapai kekayaan. Glory yang berarti kemengangan. Mereka memaksudkan disini agar supaya bisa menang dalam menduduki wilayah yang didatangi. Terakhir ialah Gospel yaitu mereka menyebarkan injil ke negara yang mereka datangi. 

Merkantilisme Indonesia di kependudukan Belanda

Berdirinya VOC pada tahun 1602 menandai dimulainya sistem ekonomi merkantilisme ini. Belanda ketika datang di Banten pdaa tahun 1596 belum banyak memiliki kegiatan. Mereka hanya seperti pedagang yang hanya mencari rempah-rempah. Namun tetap pada tujuan awal, Belanda adalah bangsa Eropa yang mana ingin memiliki 'kekayaan' dari negara lain. Begitupun rempah-rempah Indonesa. Oleh karenanya didirikannya VOC membawa langkah lain dari Belanda. Sistem dari VOC ini cukup membuat praktik merkantilisme di Indonesia terlihat. 

Dalam sistem ekonomi merkantilisme, ada yang bernama monopoli dagang. Monopoli dagang merupakan keadaan pasar dimana hanya ada 1 yang menjadi penguasa atau memerintah. Seorang penguasa dalam monopoli dagang ialah juga yang menyediakan barang atau jasa. Praktik monopoli dagang ini terjadi pula di Indonesia. Belanda dalam organisasinya yang adalah VOC menerapkan hal ini. 

Terbentuknya VOC membawa kemajuan yang pesat untuk Belanda. Markas utama VOC bukanlah tempah Belanda pertama tiba yaitu Banten. Namun, Belanda dalam beberapa tahun terus melakukan eksplorasi dimana akhirnya mereka memusatkan VOC di Ambon. Belanda menempati Ambon dikarenakan berhasil dalam mengusir Portugis. 

Pada masa itu pengusiran Portugis dilakukan Sultan Baabullah dibantu oleh Belanda. Oleh karenanya, sebagai bentuk keberhasilan dalam membantu mengusir Portugis maka Belanda menetapkan beberapa kebijakan. 

Kebijakan yang dibuat Belanda atas dasar VOC ini guna memenuhi tujuan sebenarnya. Beberapa kebijakan yang dibuat untuk memonopoli dagang adalah hongi tochten atau pelayaran hongi. Dalam kebijakan pelayaran hongi ini pelayan akan didampingi oleh tentara bersenjata guna mengawasi mereka agar tidak melakukan transaksi rempah-rempah dengan negara lain. 

Selanjutnya ialah ekspirtasi yaitu tanaman rempah-rempah ditebangi oleh Belanda agar supaya produksinya tidak berlebihan. Terakhir adalah contingenten dimana hal ini merupakan kewajiban rakyat untuk membayar pajak dalam bentuk hasil bumi. 

Perkembangan VOC terbilang cukup cepat. Hanya dalam beberapa tahun, Belanda bisa menguasai sebagian besar dari Indonesia d masa itu. Puncaknya adalah pada abad ke-18 dimana hampir seluruh Indonesia dikuasai oleh VOC. Walaupun merkantilisme sedikit redup pada abad ke-18 tidak mencoreng fakta bahwa praktik merkantilisme ini telah sampai ke Indonesia oleh Belanda. 

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun