Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Perjuangan Ibu Tunggal: Cinta Tak Terganti demi Anak

1 September 2025   14:16 Diperbarui: 1 September 2025   16:17 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi perjalanan seorang ibu tunggal bersama kedua anaknya—langkah kecil yang tetap kokoh di jalan panjang. (Foto: Stefan Scheepmaker/Unsplash)

Perjuangan itu tentu tidak mudah, apalagi biaya sekolah swasta Islam terkenal mahal. Namun, selalu ada orang-orang baik yang hadir membantu, membuat langkahnya terasa lebih ringan, meski jalannya tetap terjal.

Aku tahu, bukan perkara mudah untuk seorang ibu tunggal membagi waktu antara pekerjaan, rumah, dan membesarkan dua anak yang sedang tumbuh. Namun, justru di sanalah keteguhannya terlihat.

Ia jarang sekali bercerita tentang lelah atau sulitnya keadaan. Tidak ada keluhan panjang, tidak ada kata-kata menyalahkan keadaan. Yang ada hanya kesibukan sehari-hari, dijalani dengan tenang dan ramah, seolah itu memang jalannya sejak semula.

Seperti dulu saat memilih diam, ia tetap teguh tanpa harus banyak bersuara. Langkah-langkahnya sudah cukup menjelaskan segalanya: kerja keras, keberanian, dan cinta yang tumbuh bersama anak-anaknya.

Buah dari Perjuangan

Perjalanan adik iparku adalah bukti nyata bahwa cinta seorang ibu bisa menembus keterbatasan. Ia tidak hanya bertahan, tetapi juga memastikan anak-anaknya tumbuh dengan karakter yang kuat.

Mereka sopan, ramah, dan berbakti—buah dari perjuangan sunyi seorang ibu yang memilih untuk tidak menyerah.

Di balik karakter itu, aku melihat jejak didikan seorang ibu yang tidak hanya bekerja keras mencari nafkah, tetapi juga menanamkan nilai-nilai hidup dengan penuh kesabaran.

Adik iparku mungkin tidak pernah menceritakan lelah dan tangisnya, tetapi hasilnya tampak jelas dalam cara anak-anaknya bersikap: hormat kepada orang lain, ringan tangan, dan tetap rendah hati.

Bagiku, itu adalah pencapaian luar biasa. Bukan hanya karena mereka lulus kuliah, melainkan karena mereka tumbuh menjadi manusia yang utuh—mewarisi cinta dan keteguhan hati dari kedua orang tuanya, meski salah satunya hanya bisa hadir dalam kenangan.

Melihat Kembali, Mengubah Stigma

Kisah adik iparku membuatku sadar, menjadi orang tua tunggal bukan sekadar status, melainkan perjalanan tak kenal lelah. Perjalanan yang tidak semua orang mampu melewati.

Ia memilih kesendirian, menanggung dua peran sekaligus, dan membuktikan bahwa cinta bisa menjadi sumber kekuatan yang tak pernah habis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun