Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Royalti Musik, Melly Goeslaw, dan Harmoni yang Hilang

1 September 2025   06:30 Diperbarui: 1 September 2025   07:19 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Saat biola terdiam dan nada tak lagi berharmoni, polemik royalti membuat kafe sunyi. (Foto: Oksana Zub/Unsplash)

Polemik royalti musik beberapa waktu terakhir sempat membuat sejumlah kafe dan tempat hiburan kehilangan denyutnya. Musik berhenti mengalun, suasana menjadi sunyi. Para pengelola ketakutan: jangan-jangan kalau salah memutar lagu, akan ada tuntutan.

Situasi yang mestinya sederhana berubah jadi kompleks. Padahal musik adalah pengisi ruang hidup, yang seharusnya mendekatkan, bukan menjauhkan.

Pada 27 Agustus 2025, ruang rapat DPR mendadak penuh sorot perhatian. Bukan karena isu politik, melainkan karena sesuatu yang menyentuh kehidupan kita sehari-hari: musik.

Para musisi, pencipta lagu, penyanyi, dan wakil rakyat duduk bersama membicarakan masalah royalti yang belakangan memicu kegaduhan hingga membuat sejumlah kafe sunyi, takut dipungut biaya yang tak jelas dasar hukumnya.

Suara dari Panggung dan Balik Layar

Di tengah diskusi yang seru, satu suara terdengar jernih. Melly Goeslaw—yang hadir bukan hanya sebagai pencipta lagu, tetapi juga penyanyi—menyampaikan pandangan yang begitu manusiawi.

Ia berkata, "Saat lagu dinyanyikan, effort keras ada di penyanyi, sementara pencipta bisa saja di rumah. Kalau tata kelola baik, sebenarnya yang paling untung adalah pencipta lagu karena sampai kapan pun akan mendapat royalti. Berbeda dengan penyanyi yang akan terbatasi oleh usia."

Pernyataan itu sejalan dengan keresahan BCL. Ia menuturkan bahwa tidak mudah mengenalkan sebuah lagu baru, mulai dari bernyanyi di radio-radio hingga tampil di televisi.

"Harus ada batasan jelas soal pelarangan menyanyikan sebuah lagu, jangan hanya karena like or dislike. Sebagai penyanyi yang memopulerkan lagu, bagaimana perlindungan untuk kami?"

Kalimat-kalimat itu sederhana, tetapi menggugah. Ia membuka mata kita bahwa musik lahir dari kerja bersama. Pencipta lagu memang fondasi—tanpa mereka tak ada karya yang bisa dinyanyikan.

Namun, penyanyi adalah jembatan yang membuat lagu itu hidup, merasuk ke hati pendengar, bahkan menjadi bagian dari kenangan banyak orang.

Di titik inilah tampak ketidaksetaraan waktu dan tenaga antara penyanyi dan pencipta lagu yang perlu kita lihat dengan hati.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun