Mohon tunggu...
Ditta Atmawijaya
Ditta Atmawijaya Mohon Tunggu... Editor

Pencinta tulisan renyah nan inspiratif

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Affan Kurniawan: Gugur di Jalan, Hidup dalam Suara Rakyat

30 Agustus 2025   07:43 Diperbarui: 30 Agustus 2025   15:47 79
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi demo di DPR 28 Agustus 2025 (Foto:Refhad/Unsplash)

Tanggal 28 Agustus 2025 akan selalu dikenang sebagai hari dukacita.
Ketika ribuan orang memenuhi jalanan sekitar DPR/MPR, satu nama kini terpatri dalam ingatan: Affan Kurniawan.

Seorang pengemudi ojek online yang meninggal dunia setelah tubuhnya terhempas tak berdaya di bawah laju kendaraan taktis Brimob—detik-detik tragis yang terekam kamera, memicu gelombang duka serta kemarahan publik.

Ia bukan sekadar korban. Ia adalah wajah sederhana rakyat yang bekerja dengan peluh, yang tiba-tiba harus gugur dalam benturan. Dukanya kini menjadi duka kita bersama, tetapi suaranya menjelma tanda bahwa kedaulatan masih di tangan rakyat!

Sebagai tanda dukacita dan penghormatan, izinkan puisi ini menjadi persembahan.


Affan gugur di tengah suara massa
Langkahnya terhenti, maknanya tetap ada
Roda yang biasa mengantar cerita
Kini diam, meninggalkan duka yang merata

Di jalan raya kau cari kehidupan sederhana
Namun benturan menorehkan luka bangsa
Ragamu terhenti oleh nyata
Bukti nurani aparat telah sirna

Rakyat bersatu menyalakan cahaya
Di balik duka, lahirlah asa
Suaramu menjelma tanda
Bahwa keadilan tak bisa padam begitu saja

Affan, engkau menjadi cahaya
Meski ragamu tenang di pusara
Namamu hidup, mengalir bersama doa
Menyatu dalam langkah mereka yang percaya

Kedaulatan rakyat bukan sekadar kata
Ia tumbuh dari luka dan air mata
Dan engkau, Affan, bagian darinya
Sejarah mencatatmu dengan tinta merdeka

Affan mungkin sudah tiada, tetapi semangatnya menyala bersama suara rakyat.
Kedaulatan bukan milik penguasa, melainkan tetap di tangan rakyat. Tragedi ini menjadi pengingat bahwa keadilan lahir dari keberanian, dan bahwa suara rakyat tidak boleh dibungkam.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun