Dalam hidup ini kita perlu terus berjuang dan berusaha agar regulasi diri dan emosi terus ada dalam diri kita. Meskipun banyak cobaan dan tantangan yang ingin menghalanginya untuk tetap tumbuh dan berkembang dalam diri kita. Contoh cobaan dan tantangan yang selalu menguji kualitas regulasi emosi kita adalah dalam hidup bermasyarakat terdiri dari banyak pribadi.
Ada pribadi yang lembut dan ada pribadi yang kurang lembut. Misalnya saat kita berolahraga bersama teman-teman, dalam permainan ada saja teman yang berusaha memancing emosi, baik dengan perkataannya maupun dengan tindakannya. Untuk menyikapi peristiwa itu emosi harus kita olah dari emosi negatif menjadi emosi positif. Yang ingin kita capai adalah kebahagiaan maka yang harus kita perhatikan ialah terminus a quo 'titik berangkat' menuju terminus ad quem 'titik capai'. Meskipun sebelumnya kita terpancing untuk emosi selanjutnya bagaimana kita harus mampu meredam dan mengolah emosi itu agar kita tidak mudah marah. Ketika kita mampu melewati peristiwa ini di situlah letak kesempurnaan kualitas kesabaran dan ketenangan dalam menghadapi situasi sulit yang kita alami. Memang benar bahwa permata tidak dapat dibuat menkilap tanpa digosok, sama halnya dengan diri kita masing-masing tidak dapat sempurna tanpa tantangan dan cobaan hidup.
Regulasi diri dan emosi yang baik itu tentunya memberikan banyak manfaat bagi setiap pribadi. Lantas apa manfaat dari regulasi itu? Manfaatnya ialah pertama, kita lebih mampu menghayati hidup dan memperoleh banyak makna di dalamnya. Kedua, regulasi diri dan emosi yang baik membuat hidup kita penuh warna dan memberanikan kita untuk mewarnai sendiri hidup itu. Ketiga, regulasi diri meningkatkan mutu dan kualitas hidup, karya dan pelayanan kita yang lebih beroreantasi pada hakikat hidup, karya dan pelayanaan yang sesungguhnya. Dan keempat, dengan regulasi diri yang baik kita memperoleh banyak teman.
Aku rasa uraian panjang lebar di atas telah memberi jawaban atas pertanyaan tentang bagaimana dengan resiliensi? Karena resiliensi itu juga berhubungan erat dengan regulasi diri dan emosi. Regulasi emosi merupakan salah satu kemampuan dasar dari resilience.