Mohon tunggu...
Syaiful Anwar
Syaiful Anwar Mohon Tunggu... Dosen - FEB Universitas Andalas Kampus Payakumbuh

Dosen FEB, Peneliti, Penulis, Senang belajar https://bio.link/institutquran

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan Pilihan

Pertumbuhan Ekonomi Inklusif: Resiliensi Struktural (144)

2 Maret 2024   06:22 Diperbarui: 2 Maret 2024   06:22 43
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Birokrasi. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Indonesia, sebagai salah satu negara berkembang terbesar di dunia, menghadapi berbagai tantangan dalam membangun dan mempertahankan keberlangsungan ekonominya. Salah satu konsep kunci yang perlu dipahami dan diterapkan secara efektif adalah resiliensi struktural. Dalam konteks ekonomi, resiliensi struktural mengacu pada kemampuan Indonesia untuk bertahan dan beradaptasi terhadap perubahan struktural jangka panjang, termasuk perubahan dalam teknologi, struktur industri, dan dinamika pasar global.

Tantangan yang Dihadapi

  1. Perubahan Teknologi: Perkembangan teknologi yang cepat menuntut adaptasi yang cepat pula. Indonesia harus memastikan bahwa infrastruktur teknologi informasi dan komunikasi ditingkatkan dan bahwa angkatan kerja memiliki keterampilan yang relevan dengan perkembangan teknologi.
  2. Struktur Industri yang Tidak Seimbang: Sebagian besar ekonomi Indonesia masih bergantung pada sektor-sektor tradisional seperti pertanian dan pertambangan. Diversifikasi ekonomi dan transformasi struktural menjadi penting untuk mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor ini.
  3. Ketidakpastian Global: Ketidakstabilan ekonomi global dan perang dagang dapat memengaruhi ekonomi Indonesia secara signifikan. Oleh karena itu, perlu adanya strategi yang dapat mengurangi risiko yang terkait dengan ketidakpastian global.

Peluang untuk Meningkatkan Resiliensi Struktural

  1. Investasi dalam Pendidikan dan Pelatihan: Pemerintah Indonesia perlu meningkatkan investasi dalam pendidikan dan pelatihan untuk mempersiapkan angkatan kerja dengan keterampilan yang relevan dengan pasar kerja yang berubah. Ini termasuk pengembangan keterampilan dalam bidang teknologi, manajemen, dan inovasi.
  2. Promosi Inovasi dan Riset dan Pengembangan (R&D): Inovasi dan R&D memainkan peran penting dalam meningkatkan daya saing ekonomi Indonesia. Pemerintah dapat mendorong inovasi melalui insentif fiskal dan kebijakan yang mendukung riset dan pengembangan di sektor-sektor strategis.
  3. Diversifikasi Ekonomi: Diversifikasi ekonomi dapat membantu mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor tertentu dan meningkatkan ketahanan terhadap perubahan ekonomi global. Ini melibatkan pengembangan sektor-sektor baru dengan potensi pertumbuhan yang tinggi, seperti industri kreatif, pariwisata, dan teknologi hijau.
  4. Peningkatan Infrastruktur: Infrastruktur yang baik adalah fondasi untuk pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Investasi dalam infrastruktur transportasi, energi, dan teknologi informasi dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas ekonomi Indonesia.

Meningkatkan resiliensi struktural ekonomi Indonesia adalah sebuah tantangan yang kompleks namun mendesak. Dengan menghadapi tantangan seperti perubahan teknologi dan dinamika pasar global, Indonesia harus mengambil langkah-langkah strategis untuk meningkatkan adaptabilitas dan daya saing ekonominya. Dengan fokus pada investasi dalam pendidikan, inovasi, diversifikasi ekonomi, dan infrastruktur, Indonesia dapat memperkuat fondasi ekonominya dan meraih pertumbuhan yang berkelanjutan dalam jangka panjang.

Beberapa contoh negara yang berhasil mengimplementasikan konsep resiliensi struktural dalam menghadapi perubahan ekonomi jangka panjang, beserta pengalaman mereka:

  1. Jepang: Jepang merupakan contoh yang menonjol dalam mengatasi perubahan struktural ekonomi. Setelah mengalami periode booming ekonomi pada tahun 1980-an, Jepang menghadapi stagnasi ekonomi yang signifikan pada tahun 1990-an, yang dikenal sebagai "Lumpur 0W." Namun, Jepang berhasil mengubah paradigma ekonominya dengan fokus pada inovasi teknologi, diversifikasi ekonomi, dan peningkatan produktivitas. Mereka mendorong pengembangan industri baru seperti robotik, otomotif, dan teknologi informasi. Dengan demikian, Jepang berhasil membangun kembali fondasi ekonominya dan mempertahankan posisinya sebagai salah satu kekuatan ekonomi terbesar di dunia.
  2. Jerman: Jerman adalah contoh lain dari negara yang berhasil mengatasi perubahan struktural ekonomi. Setelah reunifikasi Jerman pada tahun 1990-an, negara ini mengalami tantangan dalam menyatukan dua sistem ekonomi yang berbeda. Namun, dengan fokus pada pendidikan tinggi, inovasi teknologi, dan investasi dalam pembangunan infrastruktur, Jerman berhasil membentuk kembali basis ekonominya. Mereka juga mengadopsi model pendidikan dual yang menggabungkan pendidikan formal dengan pelatihan kerja di tempat kerja, sehingga menghasilkan tenaga kerja yang sangat terampil dan adaptif.
  3. Singapura: Singapura adalah contoh yang menarik dalam mengelola perubahan struktural ekonomi. Negara ini mulai sebagai pelabuhan maritim kecil, namun dengan visi jangka panjang dan kebijakan yang tepat, Singapura berhasil bertransformasi menjadi salah satu pusat keuangan dan perdagangan terkemuka di dunia. Mereka fokus pada pengembangan infrastruktur, pendidikan berkualitas tinggi, dan kebijakan yang mendukung investasi asing. Singapura juga terkenal dengan pendekatan adaptifnya terhadap perubahan ekonomi global, dengan cepat menyesuaikan diri dengan tren dan peluang baru.

Alasan keberhasilan negara-negara ini dalam mengelola perubahan struktural ekonomi melibatkan komitmen pemerintah untuk memperkuat fondasi ekonominya melalui inovasi, diversifikasi, dan investasi dalam sumber daya manusia. Mereka juga memiliki kebijakan yang mendukung kewirausahaan dan pengembangan industri baru, serta fleksibilitas untuk menyesuaikan diri dengan dinamika pasar global. Dengan pendekatan yang holistik dan proaktif terhadap resiliensi struktural, negara-negara ini telah berhasil mengatasi tantangan dan meraih kesuksesan ekonomi yang berkelanjutan.

Di sisi lain beberapa contoh negara yang mengalami kesulitan dalam mengelola perubahan struktural ekonomi, beserta alasan kegagalan mereka:

  1. Argentina: Argentina adalah contoh negara yang mengalami kesulitan dalam menghadapi perubahan struktural ekonomi. Meskipun memiliki sumber daya alam yang kaya dan potensi ekonomi yang besar, Argentina sering kali gagal dalam mengelola fluktuasi ekonomi global dan internal. Salah satu masalah utamanya adalah kegagalan dalam merestrukturisasi sektor pertanian yang dominan dan meningkatkan produktivitas dalam sektor lain. Kebijakan ekonomi yang tidak konsisten dan kurangnya investasi dalam inovasi dan pendidikan menyebabkan Argentina terjerat dalam siklus pertumbuhan yang tidak stabil dan inflasi yang tinggi.
  2. Venezuela: Venezuela adalah contoh yang ekstrim dari negara yang mengalami kegagalan dalam mengelola perubahan struktural ekonomi. Meskipun memiliki cadangan minyak yang besar, Venezuela mengalami krisis ekonomi yang dalam karena kurangnya diversifikasi ekonomi dan ketergantungan yang berlebihan pada sektor minyak. Ketidakstabilan politik, korupsi, dan kebijakan ekonomi yang buruk juga berkontribusi pada kegagalan ekonomi Venezuela. Negara ini mengalami hiperinflasi, penurunan drastis dalam standar hidup, dan ketidakstabilan sosial yang serius.
  3. Yunani: Krisis ekonomi Yunani pada tahun 2010-an adalah contoh lain dari kegagalan dalam mengelola perubahan struktural ekonomi. Yunani mengalami kesulitan dalam menghadapi utang publik yang tinggi dan kelemahan struktural dalam sistem pajak, birokrasi, dan sektor publik. Kurangnya disiplin fiskal, kurangnya investasi dalam inovasi, dan ketidakmampuan untuk bersaing secara efektif dalam pasar global semakin memperburuk situasi ekonomi Yunani. Negara ini terpaksa mengalami langkah-langkah penghematan yang drastis dan restrukturisasi utang yang menyebabkan ketidakstabilan sosial dan politik.

Alasan kegagalan negara-negara ini dalam mengelola perubahan struktural ekonomi dapat berkisar dari kebijakan ekonomi yang buruk, kurangnya investasi dalam pendidikan dan inovasi, hingga korupsi dan konflik politik. Ketidakmampuan untuk mengadopsi kebijakan yang tepat untuk merestrukturisasi ekonomi dan meningkatkan daya saing internasional sering kali menjadi faktor utama yang menyebabkan kegagalan mereka dalam mencapai resiliensi struktural.

Indonesia memiliki sejumlah peluang untuk meningkatkan resiliensi struktural ekonominya:

  1. Diversifikasi Ekonomi: Indonesia memiliki potensi untuk mengembangkan sektor-sektor ekonomi baru di luar sektor-sektor tradisional seperti pertanian dan pertambangan. Potensi sektor-sektor seperti industri kreatif, pariwisata, teknologi hijau, dan manufaktur canggih dapat digarap lebih lanjut untuk mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor tertentu dan meningkatkan keberagaman sumber pertumbuhan ekonomi.
  2. Penguatan Infrastruktur: Investasi dalam infrastruktur yang lebih baik, seperti transportasi, energi, dan teknologi informasi, akan meningkatkan konektivitas dan efisiensi dalam ekonomi Indonesia. Ini akan menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan meningkatkan daya saing global.
  3. Pendidikan dan Pelatihan Kerja: Meningkatkan kualitas pendidikan dan pelatihan kerja akan membantu menciptakan angkatan kerja yang lebih terampil dan adaptif terhadap perubahan teknologi dan struktural dalam ekonomi. Ini dapat dilakukan melalui revolusi dalam kurikulum pendidikan, promosi pendidikan vokasional, dan kemitraan antara perguruan tinggi dan industri.
  4. Inovasi dan Riset dan Pengembangan (R&D): Investasi dalam inovasi dan R&D akan memungkinkan Indonesia untuk menghasilkan solusi-solusi baru untuk masalah-masalah ekonomi dan sosial yang kompleks. Ini akan menciptakan peluang baru untuk pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan daya saing di pasar global.
  5. Peningkatan Kebijakan Publik: Kebijakan yang mendukung iklim usaha yang kondusif, seperti reformasi regulasi dan perpajakan, akan mempercepat pertumbuhan sektor swasta dan memacu investasi. Langkah-langkah untuk meningkatkan transparansi, kepastian hukum, dan berfungsinya lembaga-lembaga pemerintah juga akan meningkatkan kepercayaan investor dan memperkuat fondasi ekonomi.
  6. Kolaborasi Internasional: Kerja sama dengan negara-negara lain dan partisipasi dalam forum-forum internasional dapat memberikan akses terhadap modal, teknologi, dan pasar baru. Ini akan membuka peluang baru bagi pertumbuhan ekonomi dan membantu Indonesia menghadapi tantangan global dengan lebih efektif.

Dengan memanfaatkan peluang-peluang ini dengan baik, Indonesia memiliki potensi untuk memperkuat resiliensi struktural ekonominya, mengurangi kerentanan terhadap perubahan ekonomi jangka panjang, dan mencapai pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Resiliensi struktural ekonomi Indonesia memiliki peran krusial dalam mendukung pertumbuhan ekonomi yang inklusif, di mana pertumbuhan ekonomi tersebut tidak hanya dirasakan oleh segelintir orang atau sektor, tetapi juga memberikan manfaat yang merata kepada seluruh lapisan masyarakat. Berikut adalah beberapa cara di mana resiliensi struktural ekonomi dapat mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif di Indonesia:

  1. Peningkatan Akses dan Keterlibatan Ekonomi: Dengan meningkatkan resiliensi struktural ekonominya, Indonesia dapat menciptakan lebih banyak peluang kerja dan usaha, terutama di sektor-sektor yang baru berkembang. Ini akan membuka akses bagi masyarakat yang lebih luas untuk terlibat dalam ekonomi dan meningkatkan partisipasi ekonomi dari segmen-segmen yang sebelumnya terpinggirkan.
  2. Pemberdayaan Masyarakat Pedesaan dan Daerah Terpencil: Indonesia memiliki populasi yang signifikan tinggal di pedesaan dan daerah terpencil. Dengan meningkatkan resiliensi struktural ekonomi di wilayah-wilayah ini, baik melalui investasi dalam infrastruktur, akses ke pendidikan dan pelatihan keterampilan, atau dukungan untuk pengembangan usaha mikro dan kecil, dapat membantu mengurangi kesenjangan ekonomi antara perkotaan dan pedesaan.
  3. Diversifikasi Pendapatan: Resiliensi struktural ekonomi yang lebih baik dapat mengurangi ketergantungan pada sektor-sektor ekonomi tertentu dan meningkatkan diversifikasi pendapatan di antara masyarakat. Ini akan membuat ekonomi lebih tangguh terhadap goncangan atau perubahan dalam sektor tertentu, sehingga melindungi penghidupan dan kehidupan ekonomi masyarakat yang lebih luas.
  4. Peningkatan Kesejahteraan Sosial: Pertumbuhan ekonomi yang inklusif akan membawa dampak positif pada kesejahteraan sosial, termasuk akses yang lebih baik terhadap layanan kesehatan, pendidikan, perumahan, dan infrastruktur dasar. Hal ini akan membantu memerangi kemiskinan, meningkatkan standar hidup, dan memastikan bahwa manfaat ekonomi mencapai seluruh masyarakat.
  5. Inovasi dan Kewirausahaan: Resiliensi struktural ekonomi Indonesia dapat mendorong inovasi dan kewirausahaan, yang pada gilirannya akan menciptakan lapangan kerja baru dan peluang usaha. Mendorong pengembangan sektor ekonomi kreatif, teknologi, dan manufaktur canggih dapat menciptakan ekosistem yang mendukung pertumbuhan ekonomi inklusif dengan menciptakan peluang bagi berbagai lapisan masyarakat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun