Mohon tunggu...
Dini Permata Indah
Dini Permata Indah Mohon Tunggu... Mahasiswa

Saya adalah seorang penulis dan pengamat sosial yang tertarik mengupas berbagai fenomena dalam kehidupan masyarakat kontemporer. Saya aktif menulis tentang isu pendidikan, budaya, dan perkembangan teknologi digital di Indonesia. Saya percaya bahwa tulisan adalah jembatan untuk membangun dialog konstruktif dan membuka wawasan baru. Saya ingin berkontribusi di berbagai platform media online dengan fokus pada artikel analisis sosial dan ulasan kebijakan publik. Saya berusaha menyajikan sudut pandang yang mendalam namun tetap mudah dipahami oleh pembaca umum. Setiap artikel yang saya tulis bertujuan untuk mengajak pembaca berpikir dan terlibat dalam diskusi yang membangun. Mari bertukar pikiran dan berdiskusi melalui tulisan-tulisan saya. Kritik dan masukan selalu saya diterima dengan terbuka untuk pengembangan kualitas konten saya yang lebih baik.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Untuk Ayah

16 Maret 2025   22:03 Diperbarui: 28 Maret 2025   11:46 63
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Puisi, (Sumber: Penulis)

Saat langit biru menjadi abu-abu

Dan badai kehidupan menerjang kita

Sosokmu tetap kokoh berdiri di depan

Melindungi dengan senyum yang tak pernah lelah

Tanganmu yang kasar, bukti kerja keras
Peluh yang membasahi dahi, tanda pengorbanan
Rela bekerja hingga malam merambat
Demi masa depan yang cerah untuk anak-anakmu

Tak pernah kau tunjukkan beban di pundakmu
Kau sembunyikan air mata di balik tawa
Kau berikan yang terbaik meski sulit
Kau tanamkan keberanian dalam hati kami

Ayah, pahlawan yang tak pernah minta dipuji
Cintamu mengalir seperti sungai yang tak pernah kering
Dalam diammu tersimpan gunung harapan
Dalam pelukanmu terasa hangat kasih sayang

Terima kasih untuk setiap pengorbanan
Untuk setiap doa yang kau bisikkan di malam sunyi
Untuk cinta yang kau berikan tanpa syarat
Untuk menjadi lentera dalam gelapnya kehidupan

Ayah, kau adalah alasan kami bertahan
Kau adalah kekuatan dalam setiap langkah kami
Dalam setiap detak jantung kami
Tersimpan rasa syukur memilikimu

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun