Mohon tunggu...
Dinda Putri Maulida
Dinda Putri Maulida Mohon Tunggu... Mahasiswa

traveling

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Bunga Terakhir

12 Oktober 2025   17:56 Diperbarui: 12 Oktober 2025   17:56 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sepanjang jalan, setiap sudut terasa familiar. Jalan yang dulu kita lalui bersama kini sepi hanya aku, dan kenangan. Dan tiba-tiba aku teringat lagi kalimatmu dulu:

"Nanti bunga tujuh rupa nyusul ya..." Ternyata, bukan aku yang akan menerimanya. Tapi kamu.

7 Desember 2019. Tanggal itu menjadi hari yang tak akan pernah kulupakan. Hari saat kamu pergi untuk selamanya, meninggalkan semua kenangan indah yang pernah kita buat.

Kesedihan mendalam itu menghantui setiap hariku. Pandanganku terhadap cinta berubah aku takut memulai hubungan baru, bukan karena orangnya, tapi karena aku tak sanggup kehilangan untuk kedua kalinya.

Tahun demi tahun berlalu. Aku masih sendiri, tapi tidak sepi karena kenanganmu masih hidup di sini. Dalam doa, dalam lagu, dalam hujan yang turun pelan di sore hari.

Haii Zenith mantan terbaik dan terindah, semoga kamu tenang di alam sana, dan semoga Tuhan menempatkanmu di tempat terbaik di sisi-Nya. Aamiin.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun