Mohon tunggu...
Dinar Febri Budiman
Dinar Febri Budiman Mohon Tunggu... Sales - Aku tak pernah mencela hujan karena yang ku harap reda itu kecewamu

Spritual, filsafat dan sastra

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Satu Lembar Wajah yang Terus Tersenyum

25 Mei 2022   23:31 Diperbarui: 25 Mei 2022   23:41 66
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Foto :moonliigtiing



Padahal kehidupan kita ada pada sinar matahari dan bulan bukan pada sorot lampu panggung.

Lantas siapa menuntut diri kita untuk sesempurna mungkin saat di luar?

Apakah orang lain? Atau dirimu? 

 Jika dituangkan pada wadah keringat kita sudah menjadi danau karena lelah untuk membuat orang terkesan.

 Kita hanyalah mahluk pembawa kantung air mata yang berusaha untuk tidak meneteskannya sedikit pun meski tangis memberi gejalanya.
Kalau bisa mungkin kita akan mereguk air mata kita sendiri agar mampu terihat kuat.

Sedangkan dengan satu lembar wajah ini kita terus memaksa untuk tersenyum.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun