Mohon tunggu...
Dina Pradiska
Dina Pradiska Mohon Tunggu... Lainnya - Ada

Seorang Mahasiswi

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sudarmi, Wanita yang Berjuang Menghidupi Keluarganya di Tengah Pandemi Covid-19

5 Agustus 2021   12:11 Diperbarui: 5 Agustus 2021   12:22 120
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sudarmi merupakan seorang ibu rumah tangga yang tinggal di Desa Girikarto, ia mempunyai dua orang anak, dan suaminya hanya bekerja sebagai petani saja. Ekonomi adalah hal yang masih menjadi permasalahan saat ini, banyak warga yang masih kurang sejahtera karena ekonomi yang buruk, apalagi seperti saat ini dimana saat ini masih adanya Covid-19 yang menjadi penghalang untuk mendapatkan keuangan. Mata pencaharian mayoritas di Desa Girikato adalah sebagai petani, yang setiap harinya harus pergi ke ladang untuk mengurus tanamannya. Tapi tak hanya sebagai petani ada beberapa masyarakat yang bekerja di tempat-tempat wisata yang ada disini dengan berjualan jajanan ringan , minuman, aksesoris , hingga makanan berat.

Desa Girikarto cocok ditanami tanaman umbi-umbian seperti ketela (singkong) dan talas. Hasil pertanian ini pun cukup melimpah , namun hasil panen ini tidak semuanya menguntungkan. Singkong yang sudah dipanen akan dijual kepada pengepul yang nantinya akan dibuat gaplek (tepung singkong), namun data yang saya dapat ternyata nilai  jual singkong atau gaplek ini sangat rendah dan ini sangat membuat para warga ini merugi. Karena adanya covid-19 ini pun masih sangat berpengaruh untuk nilai jual.

Akhirnya dengan adanya masalah nilai harga jual singkong yang rendah, Sudarmi pun tercetus untuk membuat sebuah inovasi untuk meminimalisir kerugian yang akan diterimanya, yaitu  dengan membuat sebuah olahan cemilan dari singkong dan talas. Sudarmi pun memahami akan keadaan ini dimana harga jual yang semakin menurun , dan ditambah keadaan ekonomi keluarganya pun sedang sulit. Ia pun tidak berputus asa akan hal itu, Sudarmi mencari cara untuk tetap bisa menghasilkan uang. Ia memiliki ketrampilan membuat crimping singkong , dan akhirnya Sudarmi pun menekuni keinginannya itu untuk membuat Crimping singkong. Sudarmi secara otodidak membuat crimping singkong tersebut, dengan alah dan bahan yang seadanya. Sudarmi membuat crimping singkon dengan beberapa varian rasa yaitu pedas, manis, dan guruh, hal ini ia lakukan agar lebih bisa menarik para pembeli dengan varian rasa yang banyak.

Kisaran harga cemilan ini yang dijual adalah mulai dari harga Rp.5000 sampai dengan harga Rp.10.000 perbungkusnya. Hasil penjualan yang didapat ini ternyata sangat menguntungkan untuk menambah pemasukan. Sudarmi melakukan sebuah inovasi seperti ini karena mereka ingin hasil pertaniannya tidak sia-sia begitu saja , dan harus dimanfaatkan dengan baik yaitu dengan cara seperti ini membuat sebuah olahan yang menghasilkan keuntungan. Sudarmi merasa sedikit lebih tenang , karena hasil olahannya ini bisa menutupi kebutuhan keluarganya. Ia menjualkan dagangannya ini di wisata pantai yang ada di Girikarto yaitu Pantai Kesirat, dan Pantai Gesing. Akibat covid-19 sampai saat ini masih ada pembatasan menerima wisatawan yang datang ke Desa Girikarto, sehingga masalah ini bisa berimbas pada produksi penjualan crimping singkong dan talas menjadi terhambat. Walaupun ia membuatnya seorang diri , Sudarmi tetap memerhatikan kuualitas produknya agar para pembeli pun senang dan banyak yang akan membeli crimping singkongnya tersebut.

Dengan kegigihannya ini Sudarmi akhirnya serius untuk menekuni bisnisnya ini , dengan keadaan pandemi seperti ini ia tidak akan menyerah. Justru dengan keadaan seperti ini ia sangat bersemangat untuk mencari pundi-pundi rupiah agar kebutuhan rumah tangganya bisa terpenuhi.v

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun