Mohon tunggu...
NUR ATIKAH
NUR ATIKAH Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Mahasiswa Universitas Tanjungpura Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Kisah Seorang Buruh Harian Lepas Penerima Bansos dalam Menghidupi Keluarganya

29 Maret 2024   10:00 Diperbarui: 13 April 2024   22:54 149
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kondisi Keluarga 

Di sebuah desa yang bernama Kampung Caping, Kota Pontianak, saya berkesempatan untuk mewawancarai seorang laki-laki yang berusia 52 tahun, bernama  Mujahidin. Ia tinggal bersama istri dan 3 orang anaknya, 2 diantaranya masih bersekolah. Untuk menghidupi keluarganya Pak Mujahidin bekerja sebagai buruh harian lepas (buruh angkut) dengan penghasilan sekitar Rp 2.000.000 per bulannya. Istrinya bernama Bu Yuliana  berusia 52 tahun merupakan seorang ibu rumah tangga. Pak Mujahidin memiliki 4 orang anak laki-laki, anak pertamanya berusia 31 tahun bekerja sebagai supir pertamina sudah tidak tinggal dengannya karena sudah mempunyai rumah sendiri. Sedangkan anak keduanya berusia 24 tahun bekerja sebagai tukang parkir. Anak ketiga berusia 19 tahun, bersekolah di SMKN 05 Pontianak kelas 11 dan anak keempat berusia 17 tahun , bersekolah di SMAN 07 Pontianak kelas 10.

Rumah Pak Mujahidin beralamat di Kelurahan Bansir Laut, Kecamatan Pontianak Tenggara, Kota Pontianak, Provinsi Kalimantan Barat. Mereka tinggal dirumah yang dibangun atas tanah milik sendiri. Dalam hal pendidikan, Pak Mujahidin hanya menamatkan pendidikan hingga jenjang SMP, sedangkan istrinya hingga jenjang SMA. Frekuensi makan keluarga Pak Mujahidin dalam sehari 2-3 kali. Dan untuk berobat, keluarga  Pak Mujahidin memilih berobat di Puskesmas karena jarak yang ditempuh dekat dengan tempat tinggalnya.

Bantuan yang diterima

Keluarga Pak Mujahidin mendapatkan bantuan berupa  Program Keluarga Harapan (PKH) yang sudah diterimanya pada tahun 2023 dan awal tahun tahun 2024. Untuk PKH di terimanya 3 bulan sekali sebesar Rp 600.000- Rp 800.000, yang diambil di ATM. Selain itu Pak Mujahidin juga menerima Bantuan Langsung Tunai (BLT) seperti beras seberat 10 kg dan minyak yang diterimanya 3 bulan sekali, bantuan tersebut diambil di kantor lurah. Kedua orang anaknya yang masih bersekolah, mendapatkan beasiswa KIP sebesar Rp 1.000.000 per tahunnya. Pak Mujahidin mendapatkan bantuan PKH dan BLT karena adanya pendataan langsung dari pihak dinas sosial. Menurut Pak Mujahidin, dalam mendapatkan bantuan sosial tersebut ia tidak mengalami kesulitan sama sekali dan bantuan tersebut sangat membantu ekonomi keluarganya. Pak Mujahidin juga berharap ia segera mendapatkan bantuan bedah rumah.

Kondisi Rumah Beserta Aset yang Dimiliki

Pak Mujahidin beserta istri dan ketiga anaknya tinggal di rumah yang berukuran panjang 14 m dan lebar  6 m. Ruangan dirumah Pak Mujahidin terdiri dari 4 ruang yang terdiri dari 1 ruang tamu, 2 ruang kamar, dan 1 ruang dapur. Untuk dinding rumahnya masih setengah tembok, ada yang masih papan. Atap rumahnya terdiri dari atap seng dan lantai rumah terdiri dari lantai kayu. Untuk sumber air minum berasal dari air hujan, sedangkan sumber air mandi dan cuci pakaian berasal dari air sungai. Untuk keperluan sanitasi keluarga Pak Mujahidin menggunakan WC sendiri dengan septic tank . Terkait bahan bakar yang digunakan keluarga Pak Mujahidin sudah menggunakan gas. Untuk  jenis penerangan yang digunakan keluarga Pak Mujahidin sudah menggunakan listrik PLN dengan daya listrik 450 watt. Pak Mujahidin memiliki 2 buah motor, dan untuk elektronik memiliki TV dengan ukuran 20 inci, kulkas serta hp. Dan untuk asset pertanian Pak Mujahidin tidak memiliki asset pertanian baik itu sawah, ladang/kebun dan lain-lain.

Kondisi Lingkungan Sekitar

Dokumen Pribadi 
Dokumen Pribadi 
 

Untuk kondisi lingkungan tempat tinggal Pak Mujahidin, didepan rumahnya menghadap ke Sungai Kapuas yang biasa digunakan masyarakat setempat untuk mandi dan mencuci pakaian. Disamping kanan, kiri dan belakang rumahnya juga di kelilingi oleh rumah tetangganya. Jalan menuju rumah Pak Mujahidin juga tergolong kecil yang hanya bisa di lalui oleh pejalan kaki dan pengendara sepeda motor. Jadi, untuk lingkungan sekitar Pak Mujahidin juga termasuk lingkungan yang padat penduduk.

"Wawancara mendalam dan Observasi ini dilakukan pada bulan Februari-Maret 2024"

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun