Mohon tunggu...
Siti Nurhafiza
Siti Nurhafiza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasisiwa

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Tanjungpura

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Kisah Keluarga Penerima Bansos Dalam Menghidupi 5 Anaknya di Kecamatan Jongkat

28 Maret 2024   12:21 Diperbarui: 29 Maret 2024   00:36 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di Kecamatan Jongkat lebih tepatnya di Desa Sungai Nipah, terdapat satu keluarga yang terdiri dari 7 orang yaitu Bapak Dawik yang berusia 43 dan Ibu Sandra yang berusia 40 dengan pendidikan terakhir SD. 

Mereka memiliki 5 anak  yang dua diantaranya masih bersekolah dan anak yang paling kecil perempuan berumur 2 tahun mengidap penyakit gizi buruk dari sejak lahir sampai sekarang, serta salah satu anak dari 5 saudara tersebut merupakan anak angkat mereka yang di rawat sejak bayi hingga sekarang berumur 5 tahun. Ibu kandung anak tersebut yaitu adik dari Ibu Sandra yang hamil diluar nikah dan merasa tidak mampu untuk mengurus anaknya.

Kondisi rumah dan beberapa aset 

Keluarga Ibu Sandra tinggal di rumah milik pribadi yang berlantaikan semen dengan luas rumah 5×4 m² dan luas tanah 20×10 m² yang berdindingkan setengah tembok dan memiliki 1 kamar dengan  dinding  menggunakan triplek, kamar tersebut sudah pasti tidak cukup sehingga anak-anaknya yang besar tidur di depan tv. Suami Ibu Sandra bekerja sebagai pengrajin tempayan milik orang lain dengan pendapatan rata-rata 100.000 rupiah perhari. 

Ibu Sandra memiliki 1 buah sepeda motor yang biasa digunakan suaminya untuk bekerja, sedangkan untuk ke sekolah anak Ibu Sandra biasanya dijemput oleh temannya. Keluarga Ibu Sandra menggunakan air sumur untuk mandi ataupun mencuci dan untuk masak atau minum menggunakan air hujan.

Dirumah Ibu Sandra menggunakan daya listrik 450 watt yang juga terdapat TV berukuran 21 inci, 1 buah kulkas yang digunakan untuk berjualan es batu, namun tidak memiliki rice cooker sehingga untuk memasak nasi dilakukan di kompor gas.

Di teras rumah yang tidak begitu besar dan beratap kan seng yang berlobang, disini tempat Ibu Sandra mengumpulkan rezeki untuk menambah pendapatan keluarga Bapak Dawik dan Ibu Sandra dengan berjualan minuman es, kerupuk maupun gorengan dengan pendapatan rata-rata 40.000 per hari itu pun tidak menentu. Keluarga ibu sandra tidak memiliki sawah ataupun kebun sehingga tidak bisa menjadi petani seperti sebagian  ibu-ibu yang ada di Desa Sungai Nipah.

Ibu Sandra memiliki 1 buah sofa beserta mejanya yang sudah rusak dan berlobang yang di letakkan di depan rumah untuk tamu nya, sofa tersebut sudah sangat lama diberikan oleh keluarga mereka. Sedangkan rumah bagian dapur yang digunakan untuk memasak sehari-hari tidak layak lagi untuk digunakan bahkan lantai dapur sudah bercampur dengan tanah. 

Sehingga dapur yang akan digunakan untuk masak harus dialihkan di teras rumah yang juga merupakan warung dengan berdindingkan sedikit seng. Hal inilah yang menjadi harapan Ibu Sandra agar bisa mendapatkan bantuan berupa bedah rumah dari pemerintah. 

Dokumen Pribadi
Dokumen Pribadi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun