Mohon tunggu...
Dina Pertiwi
Dina Pertiwi Mohon Tunggu... Penulis - Mahasiswi/Penulis Konten

Pecinta buku, sastra, dan kutipan indah.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pemerataan Pendidikan: Digitalisasi Media Pembelajaran dengan Kurikulum Digital untuk Anak Jalanan dan Anak Terlantar

15 November 2022   07:20 Diperbarui: 15 November 2022   07:34 516
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber Gambar: Canva.com

Aplikasi sebaiknya dikembangkan dengan pelajaran budi pekerti di dalamnya sehingga anak jalanan dapat mempelajari tentang sikap dan prilaku yang sesuai dengan norma masyarakat. Selain itu, aplikasi juga harus dibangun dengan critical and deep thinking, dimana anak jalanan dapat mengeksplorasi dan mengembangkan materi yang sudah ada, serta kurikulum yang mampu memunculkan rasa penasaran dan pertanyaan-pertanyaan kreatif pada anak jalanan dan anak terlantar.

Konsep pembelajaran yang akan digunakan adalah berpusat kepada murid, bukan kepada guru ataupun kepada aplikasi. Sehingga aplikasi dengan kurikulum khusus anak jalanan ini akan menyesuaikan materi sesuai dengan karakter dari anak jalanan tersebut.

Ada 5 hal yang diterapkan dalam cetak biru aplikasi dengan kurikulum khusus anak jalanan dan anak terlantar ini:

1. Aplikasi Berbasis Machine Learning

Sebelum menggunakan aplikasi sebagai media digital pembelajaran anak jalanan dan anak terlantar, aplikasi harus mengidentifikasi kepribadian, latar belakang, minat bakat, juga tingkat akademis yang dimiliki anak. Dalam mewujudkan hal ini, kolaborasi lintas jurusan sangat diperlukan dari mulai: bidang psikologi untuk mengidentifikasi kepribadian, minat bakat, serta latar belakang anak, bidang keguruan yang mengidentifikasi tingkat akademis yang dimiliki anak, serta bidang teknologi informasi untuk mengolah data yang diperoleh menjadi sebuah algoritma aplikasi.

Anak nantinya akan diberikan pertanyaan untuk mengidentifikasi dan output yang dihasilkan berupamateri pembelaharan yang sesuai dengan kepribadian, latar belakang, minat bakat, juga tingkat akademis yang dimiliki anak. Dengan materi yang sesuai, maka daya tangkap dan minat anak dalam belajar menjadi cukup tinggi sehingga proses belajar akan lancar dan kontinyu.

2. Pelajaran Pengetahuan Dasar Tematik untuk Mendapat Ijazah Penyetaraan

Meskipun sebagian sekolah menolak ijazah penyetaraan, ini masih menjadi cukup penting jika anak jalanan terjun ke sektor formal. Ada baiknya bagi perusahaan atau bahkan sektor pemerintah mulai menerima lulusan dengan ijazah penyetaraan. Terutama jika kurikulum dari paket A, B, dan C sudah terdigitalisasi.

3. Skill Life

Adanya pelajaran keterampilan hidup, dimana kemampuan ini mencakup soft skill, sikap, dan bagaimana anak jalanan dapat melakukan praktik critical thinking dan deep thinking. Ini akan memacu ide-ide dan kemampuan publik anak jalanan dan dapat mendukung mereka dalam mencari pekerjaan.

4. Pilihan Kemampuan Vokasi yang Sesuai dengan Kemampuan, Minat, dan Bakat

Materi kemampuan vokasi ditambah dengan pelatihan hard skill yang lebih bervariasi. Jika biasanya materi ini hanya sebatas menjahit, membatik, dan lainnya, mulailah merambah ke sektor teknologi dan sektor modern lainnya.

Aplikasi akan memuat kemampuan SEO, developer, CRM, desain grafis, atau bahkan digital marketing yang pelung kerjanya lebih luas. Jika tidak ingin bekerja di sektor formal, kemampuan vokasi tersebut bisa digunakan untuk membuka usaha digital dengan target pendapatan yang lebih tinggi atau mendukung kemampuan lainnya. Misalnya jika anak jalanan dan anak terlantar memiliki kemampuan menjahit, dengan pengetahuan digital marketing dan CRM, maka usahanya bisa menjadi lebih besar dan lebih sesuai dengan kondisi sekarang yang serba teknologi.

5.  Adanya Sertifikat Kompetensi dari Dinas Terkait

Pada era sekarang selain ijazah, sertifikat kompetensi menjadi poin pendukung yang bisa digunakan anak jalanan dan anak terlantar untuk mendapatkan pekerjaan yang layak. Sehingga aplikasi digital untuk anak jalanan dan anak terlantar ini diharapkan memiliki sertifikat kompetensi yang dikeluarkan pihak terkait, dalam hal ini Kemendikbud.

Output awal yang diharapkan dari aplikasi pembelajaran digital bagi anak jalanan dan anak terlantar adalah mereka dapat pekerjaan yang layak dan keluar dari kehidupan jalanannya. Output jangka panjangnya adalah mampu menarik keluarga keluar dari garis kemiskinan. Sehingga dengan adanya sertifikat kompetensi yang layak dari dinas terkait, anak jalanan diharapkan dapat bekerja di sektor formal.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun