Mohon tunggu...
Rahadian Setiya Nugroho
Rahadian Setiya Nugroho Mohon Tunggu... Guru - Guru Bimbingan Konseling SMK 3 Tegal

Saya menyukai politik, sejarah, psikologi, sport dan peternakan

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ice Breaking untuk Pembelajaran Anak SMK, Perlukah?

14 Maret 2024   12:30 Diperbarui: 14 Maret 2024   12:48 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dalam dunia pendidikan, strategi pembelajaran yang inovatif dan interaktif sering dianggap sebagai kunci untuk memperkuat keterlibatan siswa dan meningkatkan minat mereka dalam belajar. Salah satu teknik yang sering digunakan dalam berbagai konteks pendidikan adalah ice breaking. Ice breaking, yang secara harfiah berarti memecah suasana kebekuan atau ketegangan, digunakan untuk memulai interaksi antara individu dalam sebuah kelompok. Namun, relevansi ice breaking dalam konteks pendidikan menengah kejuruan (SMK) menjadi pertanyaan yang menarik. Artikel ini akan membahas mengapa ice breaking mungkin tidak menjadi prioritas bagi siswa SMK.

Berfokus pada Keterampilan Praktis
Salah satu alasan utama mengapa ice breaking tidak diperlukan di SMK adalah fokus pendidikan pada pengembangan keterampilan praktis. Siswa SMK belajar keterampilan yang spesifik dan langsung terkait dengan kebutuhan dunia kerja. Mereka lebih tertarik pada pembelajaran yang relevan dengan pekerjaan masa depan mereka, seperti kejuruan teknik, teknologi, bisnis, atau layanan. Ice breaking, yang cenderung bertujuan membangun hubungan interpersonal dan meredakan ketegangan, mungkin dianggap kurang relevan atau bahkan mengganggu fokus mereka terhadap keterampilan yang lebih praktis.

Keterbatasan Waktu
Siswa SMK memiliki jadwal yang padat dengan waktu pembelajaran yang terbatas. Mereka menghabiskan sebagian besar waktu mereka untuk mempelajari keterampilan teknis yang diperlukan untuk sukses di dunia kerja. Dalam konteks ini, kegiatan non-akademis seperti ice breaking dapat dianggap sebagai pemborosan waktu. Siswa dan guru mungkin lebih memilih untuk menggunakan waktu mereka untuk hal-hal yang lebih langsung terkait dengan kurikulum mereka.

Fokus pada Persiapan Karier
Salah satu ciri khas pendidikan di SMK adalah orientasi yang kuat pada persiapan karier dan pekerjaan. Siswa SMK memasuki sekolah dengan tujuan jelas untuk memperoleh keterampilan yang memungkinkan mereka memasuki dunia kerja setelah lulus. Dalam konteks ini, kegiatan seperti ice breaking mungkin dianggap kurang relevan atau tidak mendukung tujuan karier mereka. Mereka lebih memilih untuk menghabiskan waktu mereka dengan belajar keterampilan praktis atau bahkan magang di tempat kerja yang sesuai dengan bidang studi mereka.

Preferensi dan Prioritas yang Berbeda
Setiap kelompok siswa memiliki preferensi dan prioritas yang berbeda dalam hal pendidikan dan interaksi sosial. Siswa SMK mungkin memiliki preferensi yang berbeda dari siswa di sekolah menengah umum atau perguruan tinggi. Mereka cenderung lebih tertarik pada interaksi yang langsung berkaitan dengan bidang studi mereka daripada kegiatan ice breaking yang bersifat umum dan tidak terkait langsung dengan keterampilan yang mereka pelajari.

Alternatif yang Lebih Relevan
Sebagai pengganti ice breaking, siswa SMK dapat lebih diuntungkan dari kegiatan yang lebih langsung terkait dengan kurikulum mereka atau persiapan karier mereka. Mereka dapat mengambil bagian dalam kunjungan lapangan ke tempat-tempat kerja, lokakarya praktis dengan profesional industri, atau proyek kolaboratif yang memungkinkan mereka untuk mengaplikasikan keterampilan yang mereka pelajari di dalam kelas. Alternatif-alternatif ini dapat memberikan pengalaman pembelajaran yang lebih berharga dan relevan bagi mereka.

Kesimpulan
Meskipun ice breaking dapat menjadi teknik yang efektif dalam membangun hubungan sosial dan meredakan ketegangan di lingkungan pendidikan, hal itu mungkin tidak selalu diperlukan atau sesuai untuk siswa SMK. Fokus utama pendidikan di SMK adalah pada pengembangan keterampilan praktis yang relevan dengan dunia kerja, dan waktu yang terbatas mungkin lebih baik digunakan untuk kegiatan yang mendukung tujuan karier mereka. Oleh karena itu, sementara ice breaking dapat bermanfaat di berbagai konteks pendidikan, termasuk SMK, perlu dipertimbangkan apakah itu merupakan investasi waktu yang tepat untuk siswa SMK yang memiliki kebutuhan dan prioritas pendidikan yang unik.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun