Ini tentang hujan di hari Rabu dan rindu yang selalu menggebu. Bagaikan angin laut yang telah menderu bersama gelora ombak air laut yang menyatu. Meski hamparannya mampu membuat hati ini syahdu, namun rinduku tak pernah berhenti menggebu.
Bersama senja yang hadir di ujung cakrawala, dan dinginnya angin malam yang menusuk dalam sukma. Kau mampu membuatku untuk selalu memikirkanmu.
Walaupun hadirmu membuatku pilu dan kenanganmu juga beradu. Kau ucapkan janji-janji palsu yang membodohi dalam kalbu.
Ini cerita tentang lagu lama, antara aku dengamu, yang pernah menjadi satu. Dan terukir didalam relung api jiwaku.
Meski kau tak ingin mengerti dan tahu. Namun, aku akan selalu mengenangmu.
Kepada rintik air hujan yang membasahi bumi, hadirmu selalu ku nanti, untuk sampaikan pesan rindu di hati, kepada seseorang yang selalu ku nanti, kepada dia yang selalu di hati.
 Walau dia tak pernah peduli dan aku yang selalu mengamati. Semoga kau segera mengerti. Tentang persaan tulus dari dalam hati yang selalu mengisi. Namun, bukan cinta sejati.
Kini aku telah mengerti, bahwa aku bukanlah orang yang kau cari. Kau lebih bahagia dengan dia yang kau cinta dan aku dengan luka.
Semoga aku bisa baik-baik saja. Dengan nestapa yang menggores didada, dengan luka yang menjatuhkan air mata.
Aku tidak ingin menjadi cemburu dan merusak hubunganmu. Karena aku, bukanlah siapa-siapamu. Semoga kau Bahagia selalu, dengan kisah cinta dan cerita yang baru.