Penulis: Dina Amalia (Kaka D)
Di gerai buku saya, yang langganan sepi peminat ialah majalah-majalah arsitektur lawas. Butuh waktu berbulan-bulan untuk bisa mengantarnya ke pemilik baru. Dibilang ada yang minat, banyak. Tapi, sudah beralih ke majalah arsitektur terbaru. Cetak, lho ya.
Arsitek, penggemar desain, desainer, ataupun umum masih menghubungi dan berburu majalah-majalah arsitektur (interior, desain, taman & lingkungan). Tapi, lebih menyukai terbitan baru dan modern. Terkadang, hanya memilih dari sisi penerbit ternama dan bahasa. Entah, apa yang melatarbelakanginya, saya tak sempat bertanya.
Sudah sepi, Bapak justru mengeluarkan koleksinya. Deretan majalah arsitektur dari berbagai penerbit diperlihatkan dengan sumringah. Merayu, supaya boleh ikut dipasarkan.
Majalah Laras, Home Living, Estate, Housing Estate, Home Decor, Style & Decor, Rumahku, Livingetc, dan Asri. Itulah koleksi-koleksi Bapak.
Dari sekian judul dan nama majalah, ada satu yang membuat saya penasaran, sebab tak nampak seperti majalah arsitektur pada umumnya. Lagi-lagi, saya terlanjur menilai hanya dari covernya.
Biasanya, sampul majalah arsitektur akan full/crop desain utama yang menggoda, ditambah spill judul-judul kolom yang bikin penasaran. Tapi, majalah ini hanya menyuguhi sekotak gambar sederhana dengan judul kolom cukup panjang, dan yang mengejutkan ialah mengutamakan tokoh inspiratif.
Lawas, Menyuguhi Kenangan Membekas
Yang saya maksud, ialah majalah Asri edisi bulanan 1985, 1986, 1987. Di sampul, saya melihat nama-nama tokoh sorotan: Jasmin R. Mandagi, Kartini Wiwoho Basuki, Minto Boedojo, Khrisna Priawan Siregar. Tentu, masih asing saya dengar.
Menyambangi daftar konten, semakin membuat saya penasaran. Isinya tak hanya didominasi oleh kolom arsitektur saja. Melainkan ada sorotan psikologi, opini, berita harian, puisi, cerpen, potret beberapa kota, dan TTS. Tentu, amat berbeda dengan majalah arsitektur yang biasa saya baca -- tak ada topik di luar dari bahasan arsitektur. Sekilas mirip koran dan majalah berita.