Menanti MRT/LRT Sampai ke Tangerang: Transportasi Publik yang Layak untuk Semua
Oleh: Dimas P. Wardhana
Sebagai warga Tangerang yang setiap hari beraktivitas ke wilayah DKI Jakarta, saya adalah satu dari ribuan---kalau bukan jutaan---orang yang menggantungkan harapan pada transportasi publik yang aman, nyaman, dan tepat waktu. Sayangnya, hingga hari ini, kami masih harus bersabar menanti moda transportasi massal berbasis rel seperti MRT atau LRT menjangkau daerah tempat kami tinggal.
Memang, Transjakarta hadir sebagai solusi transportasi publik yang relatif terjangkau. Namun, pada kenyataannya, keunggulan Transjakarta seringkali luntur saat jam-jam sibuk. Mengapa? Karena bus ini masih harus berbagi jalur dengan kendaraan pribadi, terutama di luar wilayah koridor utama yang memiliki jalur khusus. Alhasil, Transjakarta pun terjebak dalam kemacetan yang sama dengan kendaraan lain. Efisiensi waktu yang dijanjikan menjadi ilusi di tengah padatnya lalu lintas Jabodetabek.
Di sisi lain, kehadiran MRT dan LRT di pusat kota Jakarta seolah menjadi bukti bahwa transportasi modern memang bisa diwujudkan---dengan catatan: selama Anda tinggal atau bekerja di area yang dilalui jalurnya. Kami yang tinggal di Tangerang hanya bisa 'menumpang mimpi', berharap satu saat rel MRT atau LRT itu bisa menyeberang hingga ke barat Jakarta.
Padahal, jika pemerintah pusat dan daerah serius ingin mendorong peralihan dari kendaraan pribadi ke transportasi umum, maka perluasan jangkauan MRT/LRT ke kawasan penyangga seperti Tangerang, Bekasi, dan Bogor adalah keniscayaan. Pembangunan infrastruktur transportasi tidak boleh berhenti di batas administratif provinsi. Jabodetabek adalah satu kesatuan aktivitas manusia yang tak bisa dipisahkan hanya karena garis wilayah.
Bayangkan bila ada MRT dari Bintaro, Serpong, atau Ciledug yang bisa membawa warga langsung ke pusat kota Jakarta tanpa perlu berganti moda atau menghadapi kemacetan. Bukan hanya mempermudah mobilitas harian, tetapi juga akan berdampak pada pengurangan polusi, efisiensi energi, dan meningkatnya kualitas hidup masyarakat.
Pemerintah memang telah menyusun rencana besar bernama "Rencana Induk Transportasi Jabodetabek" (RITJ), namun realisasi dari rencana tersebut masih jauh dari kata memuaskan. Harapan kami sebagai pengguna transportasi publik sederhana: hadirkan layanan yang cepat, nyaman, dan konsisten. Kami tidak butuh janji, tapi aksi nyata.
Selagi itu belum terwujud, saya dan banyak warga lainnya hanya bisa menanti---sambil tetap bermacet ria di atas bus Transjakarta yang pelan-pelan tertelan antrean kendaraan pribadi di pagi hari.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI