4. Hegemoni Teknologi dan Disinformasi
Revolusi digital menghadirkan paradoks baru: informasi melimpah, kebenaran kabur.
Ilmiah: Algoritma media sosial memprioritaskan konten yang memicu emosi, bukan yang paling benar, menciptakan "echo chamber".
Sosiologis: Polarisasi politik meningkat; kepercayaan pada institusi publik menurun.
Antropologis: Dalam banyak komunitas, pengetahuan lokal dan kearifan tradisional kehilangan otoritas; narasi global mendominasi.
Teknologi yang seharusnya membebaskan justru menjadi alat pengendalian dan manipulasi persepsi.
5. Krisis Demokrasi dan Populisme Dangkal
Di banyak negara, demokrasi terjebak dalam politik citra dan populisme instan.
Sosiologis: Keputusan publik lebih dipengaruhi emosi massa ketimbang perenungan rasional.
Antropologis: Praktik musyawarah tradisional yang menekankan konsensus digantikan oleh polarisasi dan logika "kami versus mereka".
Ilmiah: Studi-studi politik menunjukkan penurunan kualitas demokrasi global; kebebasan sipil dan kepercayaan publik terus merosot.