Sistem ekonomi global saat ini ditopang oleh kapitalisme finansial yang menekankan akumulasi modal dan pertumbuhan tanpa batas.
Ilmiah: Laporan Oxfam rutin mencatat 1% populasi dunia menguasai lebih dari setengah kekayaan planet.
Sosiologis: Ketimpangan ekonomi menciptakan "ekonomi dua kecepatan": segelintir elite menikmati kemewahan, sementara jutaan orang bergulat dalam kemiskinan.
Antropologis: Solidaritas tradisional dalam komunitas-komunitas lokal luntur; identitas sosial digantikan oleh logika pasar.
Kesejahteraan tidak lagi menjadi hak bersama, melainkan komoditas yang hanya bisa dibeli.
3. Krisis Makna dan Alienasi Individu
Di tengah kelimpahan informasi, manusia justru mengalami kehampaan eksistensial.
Psikologi dan sains kognitif: Tingkat depresi dan gangguan kecemasan meningkat, sebagian dipicu oleh tekanan sosial media dan ritme kerja 24/7.
Sosiologi klasik (Marx, Durkheim): Fenomena alienasi---manusia terpisah dari makna kerja, komunitas, bahkan dirinya sendiri---semakin menonjol.
Antropologi budaya: Tradisi dan ritual yang dulu memberi arah hidup memudar; masyarakat kehilangan "penjaga narasi" yang mengikat makna kolektif.
Kemajuan digital yang diharapkan mendekatkan manusia justru menambah jarak emosional dan spiritual.