Mohon tunggu...
dimas muhammad erlangga
dimas muhammad erlangga Mohon Tunggu... Aktivis GmnI

Baca Buku Dan Jalan Jalan Live In

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop

Rumah Rakyat atau Rumah Oligarki?: Menimbang Program 3 Juta Rumah dalam Cahaya Tap MPRS No. XXIII/1966

13 Oktober 2025   03:06 Diperbarui: 13 Oktober 2025   03:06 48
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Larangan akuisisi paksa tanpa persetujuan konsensus warga; kompensasi setara pasar; opsi prioritas pembuatan rumah melalui renovasi di tempat untuk menjaga keberlanjutan sosial.

5. Mekanisme pembiayaan Perlindungan debitur MBR

FLPP/Tapera/KUR: bingkai bunga tetap jangka panjang, grace period, dan mekanisme restrukturisasi otomatis bila penerima mengalami guncangan ekonomi; audit triwulan atas praktik pemberian kredit untuk mencegah predasi kredit.

6. Transparansi & pengawasan masyarakat

Portal publik real-time yang memuat data alokasi, daftar penerima, lokasi proyek, kontraktor, dan audit kualitas; libatkan CSO/ombudsman untuk memeriksa pelaksanaan dan memberi rekomendasi perbaikan.

Dokumen Pribadi 
Dokumen Pribadi 

---

Penutup: Tegakkan Amanat MPRS--- Jangan Biarkan Istilah "Subsidi" Menjadi Selimut bagi Ketidakadilan

Tap MPRS No. XXIII/1966 bukan doktrin kuno yang boleh dilabrak demi efisiensi pasar. Ia adalah pengingat bahwa pembangunan harus melayani rakyat banyak, bukan melanggengkan struktur kepentingan yang memiskinkan sebagian besar. Program 3 Juta Rumah Bersubsidi bisa menjadi kemenangan kesejahteraan --- atau alat reproduksi oligarki properti. Keputusan ada pada desain kebijakan: apakah negara benar-benar menempatkan rakyat di pusat, atau terus memberi jalan bagi kepentingan yang sudah lama menguasai ruang pembangunan? Jika kita serius menegakkan semangat Tap MPRS 1966, maka harus ada keberanian politik: mengikat klausul pro-rakyat dalam kontrak, mengawal distribusi kuota, melindungi hak tanah, dan menjamin pembiayaan yang tidak menjerat. Hanya dengan itu, rumah yang dibangun tak hanya jadi bangunan --- melainkan rumah bagi keadilan sosial.

Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun