Nilai-nilai tersebut---solidaritas sosial, kemanusiaan, kesetaraan---mengalir seirama dengan semangat anarkis: pembebasan dari dominasi, struktur non-hierarkis, dan partisipasi langsung dalam pengambilan keputusan.
Anarkisme: Prinsip dan Kutipan Tokoh Progresif
Anarkisme memang sering disalahtafsirkan sebagai kekacauan, padahal pada dasarnya ia adalah filosofi sosial-politik yang menolak dominasi negara dan kapital, menggantikannya dengan asosiasi sukarela, solidaritas mutual, dan demokrasi langsung.
Dari pemikiran Emma Goldman, seorang tokoh besar anarkis-wanita, kita dapati pandangan yang menegaskan pembebasan mental dan sosial:
> "Anarchism, then, really stands for the liberation of the human mind from the dominion of religion; the liberation of the human body from the dominion of property; liberation from the shackles and restraint of government. Anarchism stands for a social order based on the free grouping of individuals for the purpose of producing real social wealth..."Â
Goldman juga menegaskan bahwa anarkisme harus dijalani sebagai gaya hidup, bukan hanya teori:
> "It seems to me that these are the new forms of life... not by preaching or voting, but by living them."Â
Tokoh lain, Peter Kropotkin, dalam The Conquest of Bread menekankan pentingnya kerjasama sukarela dan mutual aid sebagai tulang punggung masyarakat bebas tanpa eksploitasi .
Kemudian Nestor Makhno, pemimpin revolusioner dari Ukraina, menyampaikan kritik tajam terhadap kehidupan sosial yang teralienasi:
> "The life that society offers us is not a full, free and joyful life. It is a crushed, mutilated, humiliated life. We must refuse it."Â
Dan menurut Ursula K. Le Guin, yang sering dikutip sebagai inspirasi lewat The Dispossessed: