Dari perspektif neurosains, pornografi memengaruhi reward system di otak.Â
Penelitian oleh Dr. Valerie Voon dari University of Cambridge menunjukkan bahwa pecandu pornografi memiliki pola aktivitas otak yang sama dengan pecandu narkoba saat melihat pemicu kecanduannya.
Artinya, semakin sering seseorang mengonsumsi pornografi sambil onani, semakin kuat "jalur kebiasaan" ini di otak. Akibatnya, sulit untuk berhenti tanpa usaha yang serius.
Dampak Sosial dari Onani dan Pornografi
Selain memengaruhi diri sendiri, kebiasaan onani dan pornografi juga berdampak pada lingkungan sosial.Â
Menurut riset yang dikutip dari Journal of Behavioral Addictions, individu yang kecanduan pornografi cenderung mengalami penurunan kualitas hubungan dengan keluarga, pasangan, dan teman.Â
Mereka sering menarik diri dari interaksi nyata karena lebih memilih "dunia fantasi".
Kebiasaan ini juga memengaruhi produktivitas. Banyak kasus mahasiswa dan pekerja yang kehilangan fokus, menunda pekerjaan, atau sulit konsentrasi karena pikirannya terganggu dorongan untuk kembali mengakses konten pornografi.Â
Dalam jangka panjang, hal ini bisa merusak prestasi akademik maupun karier.
Lebih jauh, pornografi juga menumbuhkan standar semu dalam relasi seksual. Hal ini berbahaya karena dapat menciptakan ketidakpuasan dalam pernikahan, bahkan memicu perselingkuhan.Â
Dampak sosial ini seringkali luput dibicarakan, padahal sama seriusnya dengan dampak medis maupun psikologis.